JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan optimisme terhadap peluang ekspor yang semakin terbuka lebar, khususnya di sektor teknologi digital dan otomotif, menuju pasar Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Dubai sebagai salah satu pusat bisnis global dengan fasilitas pendanaan yang kuat, diyakini menjadi pintu masuk strategis bagi produk-produk unggulan Indonesia.
Juan Permata Adoe, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia, menyampaikan bahwa dukungan pendanaan yang kuat di Dubai terutama bagi perusahaan yang telah tercatat di bursa efek serta startup, menjadi daya tarik tersendiri. "Mereka lihat prospeknya bagus. Startup kita punya kontribusi cukup banyak, dan hubungan bisnis dengan Dubai harus terus dijaga," ujarnya.
Seminar Bisnis sebagai Langkah Strategis
Untuk mempererat akses pasar dan menjajaki peluang lebih dalam, Kadin bekerja sama dengan Kedutaan Besar Uni Emirat Arab serta Dubai Multi Commodities Centre (DMCC) menggelar seminar bisnis. Acara ini menjadi platform penting untuk membuka dialog dan memperkuat sinergi antara pengusaha Indonesia dan pelaku bisnis di Dubai.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar pertemuan bisnis, melainkan sebuah pintu gerbang untuk memahami dinamika pasar Dubai dan berbagai peluang yang tersedia. Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia dan ASEAN, Abdulla Salem Al Dhaheri, menekankan bahwa seminar ini diharapkan dapat mendorong para pelaku usaha untuk tidak hanya mengenal, tapi juga mengembangkan bisnis di Dubai dengan dukungan DMCC.
Fokus pada Teknologi dan Otomotif Masa Depan
Selain sektor ekspor tradisional, Kadin juga melihat peluang besar pada pengembangan teknologi, terutama dalam kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), otomotif listrik, dan pengembangan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik (charging station).
Juan Permata Adoe menjelaskan, "AI itu buat Indonesia penting, kita bisa belajar langsung dari Dubai tanpa harus jauh-jauh. Di sektor otomotif, EV charging di sana berkembang pesat. Kita bisa kolaborasi, seperti yang dilakukan Astra di industri EV. Vietnam bisa sukses, kenapa kita tidak."
Pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik juga menjadi salah satu fokus utama yang dinilai berpotensi besar untuk berkembang, seiring dengan tren global menuju penggunaan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Dubai dan Jakarta: Dua Pusat Perdagangan yang Strategis
Executive Chairman dan CEO DMCC, Ahmed Bin Sulayem, menyoroti banyaknya kesamaan antara Dubai dan Jakarta sebagai pusat perdagangan dan logistik yang dinamis di kawasan masing-masing. Letak geografis yang strategis, diversifikasi ekonomi yang berkelanjutan, serta infrastruktur kelas dunia menjadi faktor penunjang utama.
"Dubai berada di persimpangan Eropa, Asia, dan Afrika, sementara Jakarta sebagai pusat komersial negara dengan populasi terbesar keempat di dunia berperan penting dalam rantai pasok Asia Tenggara. Indonesia sendiri adalah kekuatan besar dalam perdagangan komoditas," ujar Ahmed.
Hal ini menegaskan potensi kerjasama bilateral yang dapat memperkuat posisi kedua kota sebagai hub utama dalam jaringan perdagangan internasional.
DMCC, Zona Perdagangan Bebas yang Mendukung Pertumbuhan
Dubai Multi Commodities Centre (DMCC) merupakan zona perdagangan bebas yang didirikan pada tahun 2002 oleh pemerintah Dubai. Zona ini fokus pada perdagangan komoditas seperti emas, berlian, logam mulia, teh, dan biji-bijian. Selain itu, DMCC dikenal sebagai salah satu zona perdagangan bebas dengan pertumbuhan tercepat di Uni Emirat Arab.
Keberadaan DMCC memberikan kemudahan bagi perusahaan asing untuk melakukan aktivitas bisnis, termasuk kemudahan regulasi, akses pasar global, dan fasilitas pendanaan yang kompetitif. Hal ini tentunya membuka peluang besar bagi pengusaha Indonesia untuk merambah pasar Dubai dan sekitarnya.
Strategi Kolaborasi untuk Masa Depan Otomotif Indonesia
Dengan perkembangan teknologi yang cepat di Dubai, khususnya dalam industri kendaraan listrik dan kecerdasan buatan, Kadin Indonesia melihat peluang untuk belajar sekaligus berkolaborasi. Pengalaman dan kemajuan yang telah dicapai Dubai dalam pengembangan EV charging station dapat menjadi model yang dapat diterapkan di Indonesia.
Kolaborasi ini tidak hanya akan memperkuat sektor otomotif nasional, tetapi juga akan meningkatkan daya saing produk otomotif Indonesia di pasar internasional. Selain itu, pengembangan ekosistem baterai dan teknologi pendukung lainnya berpotensi membuka lapangan kerja dan mendorong inovasi dalam negeri.
Prospek ekspor Indonesia ke Dubai terutama di sektor otomotif dan teknologi semakin cerah dengan dukungan berbagai pihak. Seminar bisnis yang diselenggarakan bersama Kedutaan Besar Uni Emirat Arab dan DMCC menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.
Peluang yang ada membuka jalan bagi perusahaan Indonesia, mulai dari startup hingga korporasi besar, untuk menembus pasar global melalui Dubai yang strategis dan inovatif. Dengan kolaborasi yang tepat, pengembangan teknologi dan industri otomotif di Indonesia dapat semakin maju dan bersaing di level internasional.