JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan dua siklon tropis di sekitar wilayah Asia Tenggara. Salah satunya diperkirakan dapat memengaruhi cuaca ekstrem di Indonesia dalam 24 jam mendatang, meski tidak langsung.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menjelaskan bahwa Siklon Tropis KAJIKI saat ini terpantau di Laut China Selatan sebelah selatan Hainan. Kecepatan angin maksimum siklon ini mencapai 80 knot atau sekitar 150 kilometer per jam, dengan tekanan udara minimum 950 hPa.
KAJIKI masih berada pada kategori tiga dan bergerak menjauh dari Indonesia ke arah barat. “Meski intensitasnya diprediksi meningkat dalam 24 jam, pergerakannya menjauh membuat kondisi Indonesia relatif aman dari pengaruh langsung KAJIKI,” kata Andri. Siklon ini berkembang dari Bibit Siklon Tropis 90W yang beberapa hari sebelumnya terpantau di perairan Laut China Selatan.
Sementara itu, BMKG juga memantau Bibit Siklon Tropis 93W yang berada di Laut Filipina, utara Maluku Utara, pada koordinat 10,1°LU dan 129,1°BT. Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 15 knot atau 28 kilometer per jam dengan tekanan udara minimum 1.006 hPa.
Potensi 93W berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan masih rendah, namun sistem ini berisiko memberi dampak tidak langsung terhadap cuaca di wilayah Indonesia. BMKG memperkirakan bibit siklon tersebut dapat memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah daerah, antara lain Kepulauan Talaud, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat Daya.
Selain hujan, BMKG juga memprediksi gelombang laut dengan ketinggian sedang 1,25 hingga 2,5 meter akan terjadi di Laut Maluku, Samudra Pasifik utara Maluku, serta Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya hingga Papua. Fenomena ini menimbulkan potensi risiko bagi aktivitas pelayaran dan nelayan di wilayah terdampak.
BMKG mengimbau masyarakat dan pihak terkait untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama di pesisir dan wilayah rawan hujan lebat. Peringatan dini yang dikeluarkan secara berkala harus dipantau secara rutin.
Nelayan dan operator kapal diimbau memperhatikan potensi gelombang tinggi, menyesuaikan aktivitas pelayaran dengan kondisi laut, serta mematuhi arahan keselamatan. Sementara itu, masyarakat yang tinggal di pesisir disarankan tetap berhati-hati terhadap kemungkinan hujan lebat dan gelombang tinggi akibat pengaruh bibit siklon 93W.
Dengan deteksi dini ini, BMKG menegaskan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan seluruh pihak. Meski Indonesia aman dari dampak langsung KAJIKI, bibit siklon lain tetap bisa memicu cuaca ekstrem yang perlu diantisipasi demi keselamatan masyarakat dan kelancaran aktivitas ekonomi di wilayah pesisir.