Panas Bumi

Sinergi Panas Bumi Dorong Akselerasi Energi Bersih

Sinergi Panas Bumi Dorong Akselerasi Energi Bersih
Sinergi Panas Bumi Dorong Akselerasi Energi Bersih

JAKARTA - Kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menjadi sorotan dalam upaya penguatan transisi energi nasional. Kedua BUMN tersebut menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan 19 proyek energi panas bumi dengan kapasitas total mencapai 530 Mega Watt (MW). Kolaborasi ini bukan hanya sekadar proyek teknis, melainkan bagian dari strategi besar menuju ketahanan energi dan keberlanjutan lingkungan.

Dalam nota kesepahaman itu, Pertamina dan PLN menyepakati ruang lingkup kerja sama yang mencakup berbagai aspek strategis, seperti penyusunan skema kerja sama optimal, pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), percepatan implementasi proyek, serta pembentukan tim kerja bersama. Kolaborasi ini memungkinkan potensi kapasitas panas bumi yang dikembangkan dapat mencapai hingga 1.130 MW, dengan estimasi nilai investasi sekitar US$5,4 miliar.

Komitmen Terpadu Menuju Kemandirian Energi

CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyambut baik langkah kolaboratif ini. Ia menegaskan bahwa pengembangan energi panas bumi merupakan bagian integral dari agenda nasional menuju ekonomi rendah karbon dan penguatan kemandirian energi.

“Kami berkomitmen memastikan bahwa setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional. Melalui kolaborasi lintas BUMN yang terintegrasi, Danantara Indonesia mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Rosan di Jakarta.

Rosan juga menekankan pentingnya sinergi antara BUMN dalam mempercepat implementasi proyek-proyek prioritas di sektor energi terbarukan, khususnya panas bumi. Dengan pengalaman dan sumber daya masing-masing entitas, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap bauran energi nasional.

Geothermal Jadi Tulang Punggung Energi Bersih

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa pihaknya memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan wilayah kerja panas bumi nasional melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). Fokus utama adalah memperluas pemanfaatan energi panas bumi sebagai energi bersih yang dapat diandalkan.

“Melalui kerja sama ini, kami menjajaki skema kolaboratif yang memungkinkan optimalisasi potensi wilayah kerja panas bumi secara terukur dan progresif. Bersama PLN dan Danantara Indonesia, kami siap mempercepat realisasi proyek strategis yang memberikan kontribusi langsung pada target transisi energi nasional dan peningkatan bauran EBT,” ujar Simon.

Komitmen ini dipertegas melalui penandatanganan Head of Agreements antara PGEO dan PLN Indonesia Power (PLN IP). Kesepakatan tersebut mencakup pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik, serta komitmen pengadaan proyek Independent Power Producer (IPP) Cogen yang menjadi strategi cepat PGEO untuk mencapai kapasitas 1 GW dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Peluang Indonesia sebagai Pemimpin Energi Geothermal

Salah satu poin penting yang disampaikan Simon adalah besarnya potensi panas bumi Indonesia. Dengan kapasitas potensial mencapai 24 Giga Watt (GW), Indonesia berada di posisi kedua terbesar di dunia. Namun, kapasitas terpasang saat ini baru sekitar 2,5 GW. Angka ini menjadi dasar kuat untuk melangkah lebih jauh dan lebih agresif dalam pengembangan energi geothermal.

“Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar kedua di dunia. Ini merupakan fondasi kuat untuk bertumbuh lebih agresif ke depan. Mari kita gunakan peluang emas ini untuk mempercepat pengembangan panas bumi sebagai energi bersih dan andal. Dengan sinergi, kita dapat menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pemanfaatan energi geothermal dan ekonomi berkelanjutan,” jelas Simon.

Dengan kata lain, kerja sama lintas BUMN ini membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di panggung global dalam hal pengembangan energi terbarukan. Pemanfaatan teknologi dan investasi yang terarah menjadi kunci dalam menghadapi tantangan transisi energi.

Akselerasi Proyek dan Dampak Positif Ekonomi

Langkah nyata lainnya terlihat dari keseriusan dalam mengakselerasi pelaksanaan proyek melalui konsorsium antara PGEO dan PLN IP, terutama pada unit Ulubelu Bottoming (30 MW) dan Lahendong Bottoming (15 MW). Strategi ini akan memberikan dampak positif tidak hanya pada sektor energi, namun juga perekonomian daerah.

Dengan sinergi ini, aset dan pengalaman yang dimiliki masing-masing entitas akan dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan proyek pembangkit listrik berbasis panas bumi. Tidak hanya mendukung ketahanan energi, proyek ini juga memperkuat ekosistem energi terbarukan dari hulu hingga hilir.

Program ini secara keseluruhan diyakini akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Pelibatan tenaga kerja lokal dan penguatan industri penunjang di sekitar wilayah proyek turut menjadi bagian dari manfaat yang ingin diwujudkan melalui inisiatif ini.

Dengan pendekatan kolaboratif, pembangunan yang berkelanjutan, serta pemanfaatan potensi panas bumi nasional, Indonesia melangkah pasti menuju masa depan energi yang lebih bersih, stabil, dan mandiri. Kolaborasi Pertamina, PLN, dan Danantara Indonesia menjadi bukti nyata bahwa sinergi antar BUMN mampu menghadirkan solusi konkret dalam mendukung ketahanan dan kemandirian energi bangsa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index