Sejarah Tari Kupu-Kupu, Fungsi, Gerakan, dan Keunikannya

Sejarah Tari Kupu-Kupu, Fungsi, Gerakan, dan Keunikannya
sejarah Tari Kupu-Kupu

Sejarah Tari Kupu-Kupu mencerminkan kekayaan budaya Indonesia dan keindahan seni tradisional dari berbagai daerah.

Indonesia dikenal memiliki keragaman budaya yang meliputi bahasa, tradisi, pakaian adat, hingga seni tari yang khas dari berbagai wilayah. 

Salah satu tarian yang cukup populer dan sering dipentaskan adalah tarian yang berasal dari Bali, yaitu tari kupu-kupu.

Tarian ini memiliki ciri khas dalam gerakan dan kostumnya yang memikat. Mungkin sebagian orang sudah mengenalnya, atau justru baru pertama kali mendengar tentang tarian ini. 

Untuk memahami lebih dalam tentang makna dan keindahan tari kupu-kupu, pembahasan berikut akan mengulas secara lengkap mengenai asal-usul, karakteristik, dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Dengan memahami sejarah Tari Kupu-Kupu, kita bisa lebih menghargai keunikan seni tradisional Indonesia dan memperkuat rasa cinta terhadap budaya bangsa.

Sejarah Tari Kupu-Kupu

Sejarah Tari Kupu-Kupu berakar dari tradisi seni pertunjukan Bali dan merupakan salah satu tarian khas yang menggambarkan keindahan serta kedamaian. T

arian ini biasanya dibawakan oleh lima penari perempuan atau lebih, dan diciptakan oleh maestro seni tari Bali, I Wayan Beratha, pada dekade 1960-an. 

Ia lahir pada tahun 1926 di Banjar Belaluan, Denpasar, dan dikenal sebagai tokoh penting dalam pengembangan seni tari di Bali.

Secara makna, tarian ini merepresentasikan keanggunan dan pesona kupu-kupu. Gerakan para penarinya yang lembut dan dinamis menyerupai kupu-kupu yang sedang mengepakkan sayapnya di udara. 

Karena gerakannya yang mudah dipelajari, tarian ini sering diajarkan kepada anak-anak usia sekolah dasar sebagai media pembelajaran budaya sejak dini.

Kostum yang dikenakan dalam pertunjukan ini memiliki warna-warna cerah yang mencolok, seperti biru, hijau tua, dan emas, serta dihiasi dengan mahkota berkilau yang memperkuat kesan megah. 

Warna-warna tersebut memberikan nuansa berbeda dari kebanyakan tarian Bali yang cenderung menggunakan warna-warna lembut.

Melalui perpaduan warna dan gerakan, tarian ini menyampaikan pesan tentang pentingnya menerima perbedaan dan hidup dalam harmoni. 

Tarian ini juga mengandung nilai-nilai sosial, keindahan alam, tradisi, keyakinan, dan keberagaman yang dirangkai dalam gerakan yang selaras dan penuh makna. 

Fungsi Tari Kupu-Kupu

Dari segi bentuk, tarian ini tergolong sebagai hasil pengembangan baru dalam seni tari, meskipun tetap berakar pada tradisi. 

Tarian ini tidak termasuk dalam kategori tarian yang bersifat sakral atau digunakan dalam ritual kepercayaan tertentu. Dengan demikian, tujuan utama dari tarian ini adalah untuk menghibur.

Pertunjukan tari ini dirancang sebagai tontonan publik, dan kini dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat tanpa batasan. 

Selain sebagai hiburan, tarian ini juga memiliki peran penting dalam menjaga dan memperkenalkan warisan budaya yang berasal dari Bali kepada generasi yang lebih luas.

Gerakan Tari Kupu-Kupu

Tari kupu-kupu memiliki karakter gerakan yang ringan, energik, dan penuh keceriaan. Gerakannya didominasi oleh pergerakan tangan dan kaki yang mengikuti alunan musik tradisional seperti gamelan dan kendang. 

Setiap gerakan dalam tarian ini menggambarkan perjalanan hidup seekor kupu-kupu, mulai dari fase kepompong hingga saat ia terbang bebas dari satu bunga ke bunga lainnya.

Salah satu momen penting dalam tarian ini adalah ketika penari memainkan selendang yang mereka bawa. 

Gerakan menarik lalu menurunkan selendang tersebut melambangkan kupu-kupu yang keluar dari kepompong dan mulai mengepakkan sayapnya. 

Selain gerakan utama, terdapat beberapa istilah khas dalam tarian ini yang menggambarkan bagian-bagian tubuh yang ikut berperan dalam membentuk ekspresi tari:

1. Nyeledet 

Merupakan teknik gerakan mata yang sering digunakan dalam tarian ini. Penari menggerakkan bola mata ke kanan dan kiri secara bergantian, biasanya disertai dengan gerakan kepala yang mengikuti arah pandangan.

2. Ngeseh 

Gerakan ini melibatkan bahu, di mana penari mengangkat bagian atas tubuh secara tiba-tiba. Gerakan ini memberikan kesan dinamis dan sering muncul dalam rangkaian gerak tari kupu-kupu.

3. Cegut 

Merupakan gerakan kepala yang diarahkan ke bawah, seolah menunduk. Gerakan ini biasanya disertai dengan ekspresi wajah dan alis yang ikut bergerak, menciptakan keselarasan antara gerak dan ekspresi.

4. Ileg-Ileg 

Gerakan ini melibatkan leher, dengan penari menggerakkan bagian leher ke kanan dan kiri. Secara teknis, gerakan ini dikenal sebagai ngotag, yaitu gerakan bergantian antara dua sisi leher yang memberikan kesan lentur dan anggun.

5. Ngegol 

Gerakan ini melibatkan ayunan pinggul yang dilakukan secara ritmis dan mengikuti irama musik. Penari menggerakkan pinggul ke berbagai arah dengan selaras, menciptakan kesan dinamis dan memperindah keseluruhan gerakan tari.

6. Ngliyer 

Selain teknik gerakan mata seperti nyeledet, ngliyer juga termasuk dalam kategori ekspresi mata. 

Gerakan ini dilakukan dengan menutup salah satu mata, biasanya ditampilkan pada bagian tertentu dalam tarian sebagai ciri khas yang menambah variasi dan kedalaman ekspresi.

Setelah memahami istilah gerakan, berikut adalah bentuk-bentuk gerakan dalam tari kupu-kupu yang menggambarkan perjalanan dan gerak kupu-kupu secara visual:

  • Gerakan kupu-kupu terbang di tempat (4 x 8 hitungan)  
  • Gerakan kupu-kupu terbang berputar (2 x 4 hitungan)  
  • Gerakan melompat (2 x 8 hitungan)  
  • Gerakan melayang-layang (2 x 8 hitungan)  
  • Gerakan membuka dan menutup sayap ke kanan dan kiri (2 x 8 hitungan)  
  • Gerakan kibasan (2 x 8 hitungan)  
  • Gerakan ayunan (2 x 8 hitungan)  
  • Gerakan menoleh ke kanan dan kiri (2 x 8 hitungan)

Pola Lantai Tari Kupu-Kupu

Tari kupu-kupu memiliki keragaman pola lantai yang memperkaya struktur dan dinamika pertunjukannya. 

Terdapat enam jenis pola lantai yang digunakan dalam tarian ini, masing-masing memberikan nuansa dan arah gerak yang berbeda, sehingga menciptakan komposisi yang menarik dan harmonis.

1. Garis Mendatar 

Pola ini membentuk gerakan lurus ke arah samping kanan dan kiri. Sering digunakan dalam berbagai jenis tarian, pola ini mudah dipahami dan mampu menciptakan keselarasan antarpenari meskipun tampilannya sederhana.

2. Garis Tegak 

Pola ini mengarahkan gerakan ke depan dan belakang secara lurus. Biasanya dipadukan dengan pola mendatar untuk menghasilkan perpaduan gerak yang menyeluruh dan dinamis.

3. Bentuk Huruf V 

Merupakan pola tambahan yang jarang digunakan dalam tarian tradisional. Dalam tari kupu-kupu, pola ini dimanfaatkan untuk menghadirkan variasi gerak yang lebih segar dan selaras.

4. Bentuk Segi Lima 

Pola ini memberikan struktur yang lebih kompleks dan memungkinkan penari membentuk formasi yang padu. Dengan jumlah penari yang cukup, pola ini menciptakan gerakan yang teratur dan saling melengkapi.

5. Bentuk Persegi 

Termasuk pola yang umum dan sederhana, pola ini sering muncul dalam berbagai bagian pertunjukan. Gerakan yang mengikuti pola ini cenderung stabil dan mudah diikuti.

6. Bentuk Lingkaran 

Pola ini mudah dikenali oleh penonton karena susunan penari membentuk lingkaran. Gerakan yang dilakukan dalam pola ini biasanya selaras dan mengalir, memperkuat kesan visual yang indah dan teratur.

Keunikan Tari Kupu-Kupu

Setiap tarian tradisional dari berbagai daerah memiliki ciri khas tersendiri, termasuk tarian kupu-kupu yang berasal dari Bali. Tarian ini menonjol karena memiliki sejumlah keunikan yang membedakannya dari tarian lainnya.

1. Ciri khas properti yang digunakan 

Salah satu hal yang membedakan tarian ini adalah penggunaan properti berbentuk sayap. Sayap tersebut menjadi elemen penting dan wajib ada dalam pertunjukan, karena menjadi simbol utama yang merepresentasikan karakter tarian.

2. Gerakan terinspirasi dari kupu-kupu 

Seluruh gerakan dalam tarian ini dirancang menyerupai gerak kupu-kupu, mulai dari saat masih menjadi kepompong hingga terbang bebas. Gerakan tersebut disusun agar tetap terlihat anggun dan enak dipandang.

3. Kostum bebas warna 

Tidak ada aturan khusus mengenai warna kostum yang digunakan. Semakin beragam dan cerah warna yang dipilih, semakin kuat kesan kupu-kupu yang ingin ditampilkan. 

Meski bebas, pemilihan warna tetap harus selaras dengan properti yang digunakan agar tampilan tetap harmonis.

4. Gerakan yang beragam dan dinamis 

Tarian ini memiliki banyak variasi gerakan, baik dari segi tubuh maupun pola lantai. Keragaman ini membuat pertunjukan menjadi menarik dan tidak membosankan, sehingga penonton dapat menikmati setiap bagian dari tarian dengan penuh antusias.

Properti Tari Kupu-Kupu

Dalam sebuah pertunjukan tari, properti memegang peranan penting untuk memperkuat karakter dan visualisasi gerakan. 

Begitu pula dengan tari kupu-kupu yang memiliki perlengkapan khas yang wajib digunakan agar penampilan menjadi lebih menarik dan sesuai dengan tema tarian. Berikut adalah beberapa properti utama yang digunakan dalam tarian ini:

1. Sampur 

Sampur merupakan kain panjang yang menyerupai selendang dan dikenakan di bagian tubuh penari. Selama pertunjukan berlangsung, sampur digerakkan mengikuti irama dan gerakan tari, menambah kesan anggun dan dinamis pada setiap langkah.

2. Sayap Kupu-Kupu 

Elemen ini menjadi ciri khas utama dalam tarian kupu-kupu. Semua penari wajib mengenakan sayap yang menyerupai bentuk kupu-kupu, karena properti ini merepresentasikan tema utama tarian. 

Tanpa sayap tersebut, esensi dari tarian tidak akan tersampaikan secara utuh.

3. Kemben 

Kemben adalah bagian dari kostum yang dikenakan di area dada atas penari. Fungsinya untuk menutupi tubuh bagian atas hingga ke bawah, sementara bagian bahu dibiarkan terbuka. 

Kostum ini memberikan kesan elegan dan tetap menjaga estetika tradisional dalam penampilan.

4. Jarik 

Berfungsi sebagai penutup bagian bawah tubuh, jarik menjadi bagian penting dari kostum penari. Kain ini biasanya memiliki motif batik yang khas, menambah identitas budaya dalam tarian. 

Tidak ada ketentuan khusus mengenai motif yang digunakan, sehingga variasi corak dapat disesuaikan dengan tema atau selera.

5. Mahkota

Properti ini dikenakan di kepala penari dan umumnya berwarna emas. Mahkota tersebut dilengkapi dengan antena kecil yang menyerupai bentuk kupu-kupu, memperkuat tema utama tarian dan memberikan kesan anggun serta khas.

6. Badong 

Merupakan aksesori yang dikenakan di leher, menyerupai kalung atau gelungan. Badong berfungsi untuk menambah kesan mewah dan elegan pada penampilan penari. Warna badong biasanya disesuaikan dengan elemen kostum lainnya agar tampak serasi.

7. Klat Bahu dan Gelang 

Sebagai pelengkap, penari juga mengenakan klat bahu dan gelang. Kedua aksesori ini berfungsi sebagai hiasan tambahan yang memperindah tampilan keseluruhan. 

Kehadiran klat bahu dan gelang menjadikan penampilan lebih meriah dan memperkuat kesan visual dalam pertunjukan tari kupu-kupu.

Iringan Tari Kupu-Kupu

Pertunjukan tari kupu-kupu umumnya diiringi oleh alunan musik tradisional Bali, yaitu gamelan. 

Gerakan para penari yang selaras dengan dentingan gamelan menciptakan suasana yang memikat, sehingga penonton dapat menikmati setiap bagian tarian dengan penuh perhatian.

Gamelan Bali dimainkan oleh sekelompok musisi, dan jumlah pemainnya disesuaikan dengan banyaknya instrumen yang digunakan dalam pertunjukan. 

Musik pengiring ini tidak hanya terdiri dari bunyi alat musik, tetapi juga dilengkapi dengan vokal dari penyanyi tradisional atau sinden. 

Kehadiran suara vokal tersebut memberikan nuansa yang lebih hidup dan memperkaya keseluruhan atmosfer pertunjukan tari kupu-kupu.

Setting Panggung Tari Kupu-Kupu

Tari kupu-kupu memiliki fleksibilitas dalam hal siapa yang membawakannya—baik laki-laki maupun perempuan dapat menari, selama tetap mengikuti aturan tradisional yang telah ditetapkan. 

Keharmonisan antara gerakan tari dan iringan gamelan Bali menciptakan suasana yang menenangkan dan menyentuh hati penonton.

Dalam pertunjukan, keseragaman gender menjadi bagian dari estetika dan filosofi tarian ini. Jika penarinya laki-laki, maka seluruh elemen di atas panggung, termasuk pengiring dan pendukung, juga harus laki-laki. 

Begitu pula jika penarinya perempuan. Selain itu, jumlah penari dalam satu grup harus ganjil, biasanya terdiri dari tiga hingga lima orang, yang mencerminkan keseimbangan dan dinamika dalam komposisi gerak.

Kalau kamu tertarik, aku bisa bantu jelaskan makna simbolik dari gerakan tari kupu-kupu juga—ada filosofi indah di balik setiap kibasan tangan dan langkah kaki.

Perkembangan Tari Kupu-Kupu

1. Tari Kupu-Kupu Tarum 

Tari kupu–kupu tarum adalah tari yang bersifat hiburan. Dalam hal ini, tari kupu–kupu tarum merupakan jenis tari kelompok yang mana tarian ini akan ditarikan oleh lima penari wanita atau lebih.  

Selain itu, tari kupu-kupu tarum ini terinspirasi dari tari kupu-kupu berwarna biru (tarum) yang sedang terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lainnya. Perkembangan tarian kupu–kupu tarum bisa dibilang berkembang cukup pesat. 

Hal ini karena ada banyak perlombaan tari–tarian yang di dalamnya terdapat tari kupu-kupu tarum, serta pada saat piodalan tari kupu–kupu sering dipentaskan sebagai sarana hiburan atau balih–balihan.

2. Tari Kupu-Kupu Anak-Anak 

Tari “Kupu-Kupu Kuning Angarung Samudra” adalah kreasi bidang kesenian yang diciptakan oleh Citra Usadhi Mengwitani di Bali. 

Tarian ini dibawakan oleh sembilan anak perempuan yang memakai kostum kupu-kupu kuning imitatif, diiringi alunan musik dari seperangkat gamelan semarandana.

Selain itu, tariannya sendiri dituangkan dalam barungan gamelan tersebut dengan permainan patet, lengkap serta dinamika dramatik untuk alur tematik C. 

Adapun tujuannya untuk mendiseminasikan sejarah Kerajaan Karangasem sekaligus menginformasikan kepada masyarakat bahwa peristiwa bersejarah itu bisa divisualisasikan menjadi sebuah tarian.  

Selain itu, tarian ini juga bisa menambah keanekaragaman tarian anak-anak, sehingga lebih banyak lagi pilihan untuk anak-anak menyelami budaya Indonesia termasuk budaya Bali.

3. Drama Tari Kupu-Kupu 

Beda versi Kuning ketimbang Tarum, lain pula versi Carum. Dikisahkan, Kupu-Kupu Carum adalah pengganggu tapa Abimanyu untuk memperoleh anugerah “Ayawanggani” pemberian dari Bhatara Siwa. 

Tak sekadar menyukai wangi bunga, Kupu-Kupu Carum merupakan jelmaan widyadara dan widyadari yang berusaha menggoda tapa Abimanyu.  

Meskipun telah ada di Ubud semenjak kira-kira tahun 30-an, Kupu-Kupu Carum sempat mengalami masa-masa jarang dipentaskan. 

Diupayakan bangkit sekitar 10–15 tahun lalu di Banjar melalui pementasan di hadapan wisatawan mancanegara, namun kemudian sponsornya hilang dan tidak ada lagi.

Masalah perkembangan tari ini bukan hanya dalam hal biaya namun juga minumnya generasi muda untuk meneruskan tarian ini. 

Drama tari ini perlu diarahkan menjadi pertunjukan yang komersil agar para generasi muda bisa terpacu dan mengembalikan jenis tarian kupu-kupu ini.

Sebagai penutup, sejarah Tari Kupu-Kupu mencerminkan keindahan budaya Bali yang terus hidup melalui gerak, warna, dan makna yang diwariskan lintas generasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index