Petani

Mayoritas Petani Mukomuko Selesaikan Tanam Padi Sebelum Ramadhan 1446 Hijriah

Mayoritas Petani Mukomuko Selesaikan Tanam Padi Sebelum Ramadhan 1446 Hijriah
Mayoritas Petani Mukomuko Selesaikan Tanam Padi Sebelum Ramadhan 1446 Hijriah

JAKARTA - Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, baru baru ini mengungkapkan bahwa mayoritas petani di wilayah mereka telah menyelesaikan kegiatan penanaman padi sawah sebelum memasuki bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah. Pencapaian ini merupakan bagian dari persiapan para petani untuk menyambut bulan puasa dengan lebih nyaman dan tenang.

Menurut Sugianto, Fungsional Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, ada total 4.675 hektare sawah yang tercatat sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Mukomuko. “Kebiasaan petani di Kecamatan Selagan Raya masih sama seperti dahulu, padi ditanam sebelum puasa karena ditargetkan tetap istirahat saat puasa,” jelas Sugianto saat diwawancarai pada Selasa.

Untuk sejumlah besar petani di area ini, penanaman sebelum Ramadhan adalah tradisi yang tetap bertahan hingga saat ini. “Kalaupun ada kegiatan atau aktivitas petani di lahan persawahan saat bulan Ramadhan, hanya berupa pekerjaan ringan, tidak lagi menanam padi,” tambah Sugianto, menyoroti bagaimana para petani mempersiapkan diri menyambut bulan puasa dengan berfokus pada kegiatan pemeliharaan.

Menilik lebih dalam pada praktik di Kecamatan Selagan Raya, sudah menjadi norma untuk menyelesaikan pekerjaan pertanian berat sebelum puasa dimulai. Namun, kondisi ini tidak selalu berlaku di semua daerah di Mukomuko. Di daerah irigasi Air Manjuto, yang mencakup wilayah Kecamatan Lubuk Pinang, Air Manjuto, dan XIV Koto, para petani juga telah menyelesaikan penanaman padi sebelum Ramadhan. Sehingga, mereka relatif lebih siap untuk menjalankan ibadah puasa dengan lebih sedikit gangguan dari aktivitas pertanian rutin.

“Sekarang ini petani tetap ke sawah untuk memelihara tanaman padinya,” ujar Sugianto. Hal ini menunjukkan kesadaran petani terhadap pengelolaan sekaligus mempertahankan produktivitas lahan selama bulan Ramadhan meski dengan aktivitas yang lebih ringan.

Kesiapan Infrastruktur Pertanian, Peran Irigasi dalam Mendukung Produktivitas

Mengoptimalkan irigasi juga menjadi bagian dari strategi yang dilakukan pemerintah daerah untuk mendukung aktivitas pertanian yang lebih efisien. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, menyebutkan bahwa sebanyak 12 daerah irigasi mengairi seluas 1.400 hektare sawah di Kecamatan Selagan Raya. Irigasi ini menjangkau beberapa DI, termasuk DI Arah Lubuk Nau, DI Air Selagan Sungai Ipuh, DI Air Lubuk Bangko, hingga DI Air Cino.

Dengan tersedianya infrastruktur irigasi yang optimal, para petani dapat menyelesaikan penanaman lebih efisien dan dengan hasil yang maksimal. Apriansyah mencatat, “Saat sekarang hanya sebagian kecil lahan persawahan dalam daerah irigasi Air Manjuto yang belum ditanam padi. Yang sudah ditanam mencapai 99 persen.”

Keberadaan sistem irigasi yang teratur ini tidak hanya membantu memaksimalkan penggunaan lahan, tetapi juga memberikan rasa aman bagi para petani dalam memelihara tanamannya selama bulan Ramadhan. Sistem ini memiliki peranan penting dalam konsistensi produktivitas pertanian di Mukomuko.

Tradisi Petani Mukomuko, Menjaga Keberlanjutan Selama Ramadhan

Menemukenali kebiasaan untuk menyelesaikan kegiatan sebelum Ramadhan ini tidak hanya mencerminkan adaptasi petani terhadap dinamika musim dan kalender pertanian, tetapi juga bagaimana nilai-nilai tradisional mempengaruhi praktik-praktik agrikultural setempat. Melalui tradisi ini, petani tidak hanya berhasil menjaga keseimbangan kerja-ibadah, tetapi juga menjaga produktivitas dan keberlanjutan perekonomian desa yang banyak bergantung pada sektor pertanian.

Dengan memasuki bulan puasa, fokus petani kemudian bergeser ke upaya menjaga dan merawat lahan pertanian serta mempersiapkan musim panen berikutnya. Kebijakan pemerintah lokal yang didukung dengan sistem irigasi yang efisien menjadi penggerak produktivitas meski aktivitas bersifat lebih ringan selama bulan Ramadhan.

Dalam konteks yang lebih luas, usaha Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko dan kolaborasi dengan dinas terkait merupakan wujud nyata dari program pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya mengedepankan aspek produksi tetapi juga kesejahteraan dan kesehatan para petani. Dukungan dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat lokal telah menghasilkan pola pertanian yang adaptif dan responsif terhadap tantangan ekonomi dan iklim.

Tantangan dan Massa Depan Pertanian Mukomuko

Pada akhirnya, meskipun ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi, seperti perubahan iklim atau bencana alam yang seringkali tidak terduga, sistem pertanian di Mukomuko telah menunjukkan ketahanannya. Menurut BPBD Mukomuko, terdapat tujuh kejadian bencana selama dua bulan terakhir, yang menguji tingkat kesiapan dan daya tahan sistem pertanian di wilayah tersebut.

Langkah langkah untuk memperkuat sistem ketahanan pangan lokal kini menjadi perhatian utama, sementara petani tetap menjaga tradisi dan keahlian agrikultural mereka. Mencapai keseimbangan antara tradisi dan inovasi adalah kunci keberhasilan dalam menjaga stabilitas sektor pertanian di Mukomuko, Bengkulu.

Dengan kombinasi strategi pertanian tradisional dan penggunaan teknologi modern, Mukomuko siap menghadapi tantangan masa depan, sekaligus mempersiapkan generasi petani berikutnya untuk memperkuat keberlanjutan pertanian di wilayah mereka.

Penanaman padi sebelum Ramadhan di Mukomuko lebih dari sekadar tradisi. Ini adalah cerminan dari bagaimana komunitas lokal mengelola sumber daya agrikultural mereka sambil menjaga kesinambungan budaya dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan dukungan pemerintah dan infrastruktur yang baik, pertanian di Mukomuko diharapkan terus berkembang dan menjadi model bagi wilayah lainnya dalam mengelola pertanian secara efektif dan efisien.

“Tradisi ini merupakan kekuatan dan ciri khas pertanian kita di Mukomuko, menjaga kesinambungan antara produksi, budaya, dan religiusitas,” tutup Sugianto dalam wawancaranya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index