JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) kembali menunjukkan konsistensi dalam menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).
Capaian tersebut dibuktikan dengan keberhasilan PGN masuk dalam daftar Top 50 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar (BigCap PLCs) versi Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) dalam ajang The 16th IICD Corporate Governance Award 2025, yang digelar di Jakarta pada Senin 15 Oktober 2025.
Penghargaan ini menegaskan posisi PGN sebagai perusahaan energi nasional yang tidak hanya fokus pada kinerja bisnis, tetapi juga pada praktik transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab sosial.
Direktur Manajemen Risiko PGN, Eri Surya Kelana, menegaskan bahwa perusahaan selalu berpegang teguh pada prinsip GCG sebagai dasar untuk memastikan pertumbuhan kinerja berjalan sesuai aturan.
“PGN senantiasa berpegang pada prinsip GCG guna menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan tetap dalam koridor yang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, termasuk ketika menghadapi berbagai tantangan bisnis,” ujar Eri dalam keterangan resminya.
Menurut Eri, implementasi tata kelola yang baik bukan hanya menjadi kewajiban administratif, tetapi juga merupakan strategi bisnis yang memperkuat efektivitas operasional, sosial, dan lingkungan.
Penerapan GCG sebagai Pilar Kinerja dan Akuntabilitas
Dalam praktiknya, PGN secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip GCG sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hal ini mencakup transparansi laporan keuangan, keterbukaan informasi, serta penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) baik tahunan (RUPST) maupun luar biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan sesuai jadwal dan prosedur yang berlaku.
Selain itu, PGN juga aktif menyampaikan informasi atau fakta material terkait perusahaan kepada publik dan instansi terkait, serta melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Perusahaan menerapkan kode etik korporasi, whistleblowing system, serta memperkuat aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) yang menjadi bagian penting dari budaya kerja PGN.
Tak hanya itu, program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) juga menjadi wujud nyata penerapan GCG yang berdampak langsung bagi masyarakat. Melalui program ini, PGN berupaya menyeimbangkan antara keberhasilan bisnis dan kontribusi sosial bagi lingkungan sekitar.
“Penerapan GCG turut membantu perusahaan dalam mengelola risiko bisnis secara lebih efektif dan mengantisipasi downside risk yang kemungkinan terjadi, sehingga pencegahan dapat dilakukan secara tepat,” jelas Eri.
Penguatan Budaya Integritas di Lingkungan Internal
Eri menambahkan bahwa keberhasilan tata kelola tidak hanya diukur dari penghargaan eksternal, tetapi juga dari tingkat kesadaran internal para pekerja dalam menjalankan nilai-nilai integritas dan tanggung jawab.
PGN secara rutin melaksanakan sosialisasi GCG di lingkungan internal perusahaan, sebagai upaya membangun budaya kerja yang berintegritas dan transparan di seluruh lini organisasi.
Kesadaran terhadap GCG dinilai menjadi fondasi penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang etis dan mendukung keberlanjutan bisnis. Dengan demikian, setiap keputusan dan tindakan di dalam perusahaan dapat mencerminkan nilai-nilai profesionalisme dan kepatuhan terhadap hukum.
“PGN akan terus melakukan penyempurnaan dalam penerapan GCG yang mengacu pada standar dan pedoman yang berlaku secara nasional maupun internasional,” tegas Eri.
Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga kepercayaan pemerintah, pemegang saham, investor, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya, yang merupakan aset berharga bagi kelangsungan perusahaan.
Capaian GCG sebagai Cerminan Kinerja dan Keberlanjutan
Masuknya PGN ke dalam daftar Top 50 BigCap PLCs bukan sekadar pengakuan atas kinerja korporasi, melainkan juga bukti bahwa prinsip tata kelola berintegritas telah menjadi bagian dari DNA perusahaan.
PGN membuktikan bahwa kepatuhan terhadap GCG mampu menjadi alat kendali untuk menghadapi berbagai tantangan industri energi, baik dalam skala nasional maupun global. Penguatan tata kelola juga memberikan keunggulan kompetitif di tengah persaingan industri yang semakin dinamis.
Selain fokus pada tata kelola, investasi yang dialokasikan PGN juga diarahkan untuk memperkuat operasional layanan gas bumi, sekaligus menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang positif.
Dengan pendekatan ini, PGN berupaya menjadi perusahaan yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dalam konteks ini, penghargaan yang diterima menjadi simbol keberhasilan PGN dalam menjaga keseimbangan antara profitabilitas, keberlanjutan, dan integritas.
Konsistensi Menuju Transformasi dan Keberlanjutan
Sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina, PGN terus bertransformasi untuk memperkuat tata kelola yang adaptif terhadap perubahan industri dan tuntutan global.
Implementasi digitalisasi, pengelolaan risiko yang komprehensif, serta transparansi informasi menjadi fokus utama dalam strategi jangka panjang.
Komitmen PGN terhadap keberlanjutan juga tercermin dari berbagai inisiatif lingkungan dan sosial yang dijalankan. Melalui prinsip GCG, perusahaan berupaya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab moral terhadap masyarakat serta lingkungan hidup.
Capaian ini menegaskan bahwa tata kelola bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi juga landasan strategis bagi keberlanjutan bisnis energi nasional.
Dengan konsistensi dalam menjaga integritas dan transparansi, PGN tidak hanya berhasil mempertahankan kepercayaan publik, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai perusahaan energi terkemuka yang menjadi teladan dalam tata kelola berkelanjutan di Indonesia.