Samsung Galaxy S26 Ultra Exynos 2600, Performa Kuat Harga Rp20 Jutaan

Senin, 27 Oktober 2025 | 12:11:23 WIB
Samsung Galaxy S26 Ultra Exynos 2600, Performa Kuat Harga Rp20 Jutaan

JAKARTA - Setelah beberapa tahun mengandalkan prosesor Snapdragon untuk seri premiumnya, Samsung tampaknya siap melangkah ke babak baru dalam pengembangan chipset internal. Penerus Galaxy S25 Ultra, yang diyakini akan hadir sebagai Galaxy S26 Ultra, disebut-sebut akan kembali menggunakan prosesor besutan rumah sendiri, yakni Exynos 2600.
Langkah ini bukan sekadar keputusan teknis, melainkan simbol dari kebangkitan besar Samsung Foundry di tengah persaingan ketat industri semikonduktor global.

Kabar ini menjadi sorotan karena terakhir kali Samsung mempercayakan seri Ultra pada Exynos adalah saat peluncuran Galaxy S22 Ultra pada 2022. Setelah tiga tahun absen, raksasa teknologi asal Korea Selatan itu tampaknya telah mematangkan strategi untuk kembali menunjukkan kekuatan dan inovasi di sektor chipset buatan sendiri.

Kebangkitan Samsung Foundry Lewat Teknologi 2nm

Exynos 2600 disebut menjadi tonggak penting dalam perjalanan Samsung Foundry. Chip ini diproduksi menggunakan proses fabrikasi 2 nanometer (nm) generasi kedua, yang menjadikannya lebih hemat daya dan efisien dibandingkan dengan chip 3nm yang digunakan kompetitor seperti Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Apple A19 Pro.
Teknologi fabrikasi ini menjadi bukti nyata bahwa Samsung tidak hanya mengejar performa, tetapi juga efisiensi energi dan stabilitas dalam jangka panjang.

Bocoran hasil uji performa atau benchmark menunjukkan bahwa kemampuan Exynos 2600 tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam berbagai pengujian awal, performanya bahkan mampu melampaui Apple A19 Pro dan Snapdragon 8 Elite Gen 5 di beberapa aspek kunci.
Berikut sejumlah klaim performa yang beredar:

  1. Kinerja AI enam kali lebih cepat dari Apple A19 Pro.
  2. Performa multi-core 15% lebih tinggi dibandingkan A19 Pro.
  3. Kinerja grafis 75% lebih kuat dari A19 Pro.
  4. Kecepatan AI 30% lebih unggul dibanding Snapdragon 8 Elite Gen 5.
  5. GPU 29% lebih bertenaga daripada Snapdragon 8 Elite Gen 5.

Di balik performa tersebut, Samsung membekali Exynos 2600 dengan CPU 10-inti (10-core), termasuk satu inti utama dengan kecepatan hingga 3,8GHz. Tak hanya mengandalkan kekuatan mentah, cip ini juga menghadirkan modem 5G terpisah, yang memungkinkan ruang lebih luas untuk unit pemrosesan grafis (GPU) dan kecerdasan buatan (AI).

Untuk menjaga performa tinggi tetap stabil tanpa risiko panas berlebih, Samsung menerapkan dua teknologi pendingin mutakhir, yakni Heat Pass Block (HPB) dan Fan-Out Wafer Level Packaging (FOWLP). Kedua teknologi ini memastikan Exynos 2600 mampu bekerja optimal dalam jangka panjang, bahkan di bawah beban kerja berat.

Langkah Strategis Memperkuat Citra Global Samsung

Keputusan Samsung untuk kembali menggunakan Exynos di lini Ultra bukan langkah sembarangan. Selama ini, perusahaan dikenal membagi model flagship berdasarkan wilayah — versi Exynos untuk pasar Eropa dan Korea, sementara Snapdragon untuk Amerika Serikat, Jepang, dan China.
Namun, rumor terbaru mengindikasikan bahwa Galaxy S26 Ultra kemungkinan besar akan hadir dengan Exynos di lebih banyak wilayah, bahkan berpotensi menjadi varian global.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar Samsung untuk memperkuat kemandirian dan citra inovasi teknologi dalam negeri. Dengan kemampuan memproduksi chip 2nm secara massal, Samsung berharap bisa menyaingi TSMC — pesaing utamanya di sektor manufaktur semikonduktor.

Selain itu, peningkatan produksi chip canggih juga menjadi angin segar bagi divisi semikonduktor dan System LSI, yang sempat mengalami tekanan bisnis dalam beberapa tahun terakhir.
Samsung tampaknya ingin memastikan bahwa Exynos 2600 bukan hanya soal performa, tetapi juga simbol kemenangan strategis dan kebangkitan reputasi global Samsung Foundry.

Potensi Galaxy S26 Ultra Sebagai Penanda Era Baru

Jika semua klaim performa tersebut terbukti dalam versi final, Galaxy S26 Ultra berpotensi menjadi perangkat paling penting dalam sejarah seri Ultra. Keberhasilannya tak hanya akan menentukan nasib lini premium Samsung di pasar global, tetapi juga menjadi pembuktian bahwa chip buatan sendiri dapat menandingi bahkan melampaui performa prosesor pesaing seperti Qualcomm dan Apple.

Lebih dari sekadar ponsel, kehadiran Galaxy S26 Ultra dengan Exynos 2600 juga akan menegaskan posisi Samsung sebagai pemimpin inovasi di dunia semikonduktor.
Kemampuan Samsung Foundry dalam mengimplementasikan teknologi 2nm generasi kedua akan menjadi pijakan kuat untuk masa depan industri chipset, termasuk pengembangan prosesor yang lebih hemat energi, berdaya saing tinggi, dan mampu menggerakkan perangkat AI generasi baru.

Dengan kombinasi efisiensi daya, performa tinggi, dan sistem pendinginan canggih, Exynos 2600 berpotensi menjadi game-changer di pasar SoC global.
Sebagaimana dilaporkan oleh Phonearena, kehadiran chip ini diyakini dapat mempertegas ambisi Samsung untuk kembali mendominasi pasar smartphone kelas atas dengan teknologi sepenuhnya buatan sendiri — dari layar hingga prosesor.

Kemandirian Teknologi sebagai Arah Masa Depan Samsung

Keputusan untuk mengembalikan Exynos ke jantung seri Ultra juga mencerminkan semangat kemandirian yang menjadi fondasi utama Samsung. Setelah bertahun-tahun berbagi pangsa chipset dengan Qualcomm, kini perusahaan tampak ingin memastikan bahwa setiap komponen utama dalam produknya lahir dari inovasi internal.

Dengan menggabungkan kekuatan manufaktur chip dan pengembangan perangkat premium, Samsung tidak hanya memperluas portofolio teknologinya, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemain dominan di ekosistem semikonduktor global.
Langkah ini diharapkan dapat memacu inovasi baru dalam bidang AI, grafis, dan efisiensi energi — sekaligus menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih baik bagi konsumen.

Jika Galaxy S26 Ultra benar hadir dengan Exynos 2600 seperti yang dirumorkan, maka 2025 akan menjadi tahun penting dalam perjalanan panjang Samsung — bukan hanya sebagai pembuat smartphone, tetapi sebagai pionir yang menegaskan kembali bahwa masa depan teknologi ada di tangan mereka sendiri.

Terkini