JAKARTA - Kunjungan pemerintah pusat ke lokasi bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat menghadirkan suasana berbeda bagi para pengungsi. Di tengah keterbatasan dan duka yang masih menyelimuti, kehadiran Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya memberikan ruang bagi warga, khususnya para ibu pengungsi, untuk menyampaikan langsung suara dan keluh kesah mereka.
Tidak sekadar hadir secara simbolik, Seskab Teddy menunjukkan sikap empati dengan mendengar, mencatat, dan merespons aspirasi para pengungsi secara langsung.
Momen tersebut terjadi saat Seskab Teddy mendampingi Presiden Prabowo Subianto meninjau posko pengungsian di SD 05 Kayu Pasak, Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 18 Desember 2025.
Di sela agenda resmi, Teddy menyempatkan diri duduk bersama para ibu yang menjadi korban banjir bandang dan longsor. Percakapan berlangsung hangat, jauh dari kesan formal, dan sarat dengan kepedulian.
Keluhan Emak-emak Didengar dan Dicatat Langsung
Dalam perbincangan itu, sejumlah emak-emak pengungsi menyampaikan berbagai cerita tentang kondisi yang mereka alami sejak bencana melanda. Keluhan seputar kebutuhan logistik, kenyamanan di pengungsian, hingga harapan akan kepastian masa depan pascabencana disampaikan dengan lugas dan penuh emosi. Seskab Teddy terlihat serius menyimak setiap cerita yang disampaikan.
Tidak hanya mendengar, Teddy juga tampak mencatat satu per satu aspirasi tersebut. Sikap ini memberikan kesan kuat bahwa keluhan warga bukan sekadar didengar, tetapi juga akan menjadi bahan perhatian serius pemerintah. Para ibu pengungsi terlihat antusias dan berharap apa yang mereka sampaikan dapat segera ditindaklanjuti.
Percakapan berlangsung dalam suasana penuh empati. Beberapa pengungsi menyampaikan rasa lelah dan trauma akibat bencana, namun juga menaruh harapan besar pada kehadiran pemerintah. Sikap terbuka dan responsif dari Seskab Teddy menjadi penguat moral bagi para pengungsi yang tengah berjuang memulihkan diri dan keluarga mereka.
Kehadiran Presiden Perkuat Harapan Pengungsi
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo Subianto juga berinteraksi langsung dengan para pengungsi. Presiden berdialog, mendengarkan kondisi warga, serta menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat penanganan pascabencana.
Fokus utama pemerintah, menurut Presiden, adalah memastikan keselamatan warga serta mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah terdampak.
Presiden Prabowo menyampaikan bahwa pembangunan hunian sementara atau huntara bagi warga terdampak banjir bandang akan segera direalisasikan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kepastian tempat tinggal sementara yang layak bagi para pengungsi, sembari menunggu proses pemulihan dan pembangunan kembali permukiman permanen.
Kehadiran Presiden dan jajaran pemerintah pusat di lokasi pengungsian memberikan suntikan semangat tersendiri bagi para korban bencana. Dialog langsung tersebut mencerminkan upaya pemerintah untuk hadir secara nyata di tengah masyarakat, tidak hanya melalui kebijakan, tetapi juga melalui sentuhan kemanusiaan.
Simbol Kedekatan Pemerintah dengan Rakyat
Selain berdialog, Presiden Prabowo juga terlihat menyantap nasi goreng bersama di dapur umum posko pengungsian. Aksi sederhana ini menjadi simbol kedekatan pemerintah dengan rakyatnya. Bagi para pengungsi, momen tersebut memberikan pesan bahwa pemerintah benar-benar merasakan apa yang dialami warga di pengungsian.
Sementara itu, interaksi Seskab Teddy dengan para emak-emak pengungsi ditutup dengan momen emosional. Beberapa ibu pengungsi tampak merangkul Teddy sebagai ungkapan terima kasih dan harapan. Rangkulan tersebut mencerminkan kepercayaan warga bahwa suara mereka didengar dan akan diperjuangkan.
Kunjungan ini diharapkan mampu mempercepat penanganan dampak bencana di Kabupaten Agam dan wilayah terdampak lainnya di Sumatera Barat. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi, mulai dari logistik, layanan kesehatan, hingga tempat tinggal sementara yang aman dan layak.
Melalui pendekatan dialogis dan empatik, kehadiran Seskab Teddy dan Presiden Prabowo menjadi pengingat bahwa penanganan bencana tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang mendengar dan memahami suara masyarakat terdampak. Pemerintah berharap, dengan sinergi dan perhatian yang berkelanjutan, proses pemulihan pascabencana dapat berjalan lebih cepat dan manusiawi.