Panglima TNI Polri Tambah Personel Tangani Bencana Sumatra

Jumat, 19 Desember 2025 | 13:41:49 WIB
Panglima TNI Polri Tambah Personel Tangani Bencana Sumatra

JAKARTA - Upaya penanganan bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra terus diperkuat. Pemerintah memastikan proses tanggap darurat tidak berhenti pada evakuasi dan distribusi bantuan awal, tetapi berlanjut hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. 

Untuk mempercepat pemulihan wilayah terdampak, TNI dan Polri kembali menambah kekuatan personel serta dukungan logistik di lapangan.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyampaikan bahwa penambahan personel dilakukan untuk mendukung berbagai pekerjaan pasca bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. 

Prajurit TNI akan dilibatkan dalam pembangunan hunian, perbaikan infrastruktur, hingga pembersihan material sisa banjir. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat di wilayah terdampak.

Keterlibatan TNI dalam Rehabilitasi Pascabencana

Dalam konferensi pers perkembangan penanganan bencana Sumatra di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta,19 Desember 2025, Agus menjelaskan bahwa jumlah personel TNI yang saat ini telah berada di lokasi bencana mencapai 36.636 orang. Jumlah tersebut akan terus ditambah seiring masuknya tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

“Saya laporkan pelibatan personel TNI yang sudah existing sekarang jumlah 36.636 orang dan akan ada penambahan personel, yaitu dalam tahap rekonstruksi, rehabilitasi nanti dari batalyon zeni dan yontap dan Nakes,” kata Agus. Personel tambahan ini akan difokuskan pada tugas-tugas teknis dan kemanusiaan yang membutuhkan keahlian khusus.

Agus menegaskan bahwa peran TNI tidak hanya terbatas pada bantuan darurat. Prajurit juga ditugaskan untuk mendukung pemulihan jangka menengah dan panjang agar masyarakat dapat kembali menjalani aktivitas secara normal.

Fokus Pembangunan Hunian dan Infrastruktur

Panglima TNI memaparkan bahwa personel yang dikerahkan akan membantu pemasangan jembatan bailey di wilayah yang akses jalannya terputus. Selain itu, TNI juga terlibat dalam pembangunan hunian sementara dan hunian tetap bagi warga terdampak banjir.

“Yaitu akan membantu pemasangan jembatan bailey, kemudian pembuatan perumahan sementara dan perumahan tetap, kemudian pembersihan lumpur dan kayu, kemudian normalisasi jalan, dan melanjutkan distribusi logistik,” sambung Agus.

Pembersihan lumpur dan material kayu menjadi salah satu prioritas karena menghambat akses transportasi dan aktivitas masyarakat. Normalisasi jalan dilakukan agar jalur distribusi logistik dan mobilitas warga dapat kembali berjalan dengan lancar.

Dukungan Distribusi Logistik dan Kesehatan

Selain pekerjaan fisik, TNI juga dilibatkan dalam pendistribusian hasil tani warga ke daerah lain. Menurut Agus, langkah ini penting untuk membantu petani yang terdampak agar hasil panennya tetap memiliki nilai ekonomi dan tidak terbuang.

“Kemudian proses kesehatan, melakukan trauma healing, penyiapan air bersih, pendistribusian hasil bumi yang sudah dilakukan dari Bener Meriah dibawa ke Medan dan Halim, yaitu sayur-mayur dan cabai kemarin sejumlah 52 ton,” ujarnya.

Dari sisi logistik, TNI telah mengerahkan 84 unit alat utama sistem persenjataan untuk mendukung distribusi bantuan. Alutsista tersebut digunakan untuk mengangkut logistik, peralatan PLN, bahan bakar minyak, alat berat, hingga kendaraan kesehatan ke wilayah terdampak.

“Logistik yang sudah didistribusi sejumlah 2.428 ton yang melalui angkutan udara, melalui air drop, melalui KRI, melalui kapal ADRI, dan bantuan melalui jalur darat,” tutur Agus. 

Distribusi dilakukan melalui berbagai jalur guna menjangkau daerah yang sulit diakses.

Peran Polri dan Tambahan Personel Jelang Nataru

Di sisi lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melaporkan bahwa Polri juga terus memperkuat kehadirannya di wilayah bencana. Saat ini, personel Polri yang bertugas di lokasi terdampak mencapai 11.625 orang.

Kapolri menyampaikan bahwa tambahan personel masih dalam perjalanan menuju lokasi bencana. “Saat ini ada 239 personel yang saat ini sedang dalam perjalanan, estimasi akan tiba di tanggal 23 Desember. Ini penambahan sebagai personel yang tentunya nanti akan kita tugasi untuk melakukan tugas-tugas lanjutan yang akan diperintahkan,” jelas Listyo.

Personel tambahan tersebut akan mendukung berbagai program penanganan bencana, termasuk pembangunan hunian bagi warga terdampak. Polri juga menyiapkan 1.000 personel dalam rangka pengamanan Natal dan Tahun Baru yang dapat diperbantukan ke wilayah bencana Sumatra apabila diperlukan.

“Jika diperlukan kekuatan ini bisa kami dorong untuk membantu wilayah bencana Sumatera pasca Operasi Nataru. Kemudian ada 7.269 relawan yang kami rekrut yang saat ini juga kami dorong ke Sumbar, Aceh, dan Sumut,” pungkas Listyo.

Dengan sinergi antara TNI, Polri, dan relawan, pemerintah berharap proses pemulihan pascabencana di Sumatra dapat berjalan lebih cepat dan menyeluruh. Kehadiran personel tambahan diharapkan mampu mempercepat pembangunan hunian, pemulihan infrastruktur, serta pemulihan sosial bagi masyarakat terdampak.

Terkini