Mobil Bekas

Penjualan Mobil Bekas Tetap Tumbuh di Tengah Lesunya Mobil Baru

Penjualan Mobil Bekas Tetap Tumbuh di Tengah Lesunya Mobil Baru
Penjualan Mobil Bekas Tetap Tumbuh di Tengah Lesunya Mobil Baru

JAKARTA - Di tengah penurunan pasar mobil baru sepanjang 2025, industri mobil bekas justru menunjukkan ketahanan. Berdasarkan data Asosiasi Mobil Bekas Indonesia (AMBI), penjualan mobil bekas pada kuartal III-2025 naik sekitar 5% secara tahunan (year-on-year/YoY). 

Kenaikan ini terjadi meski secara nasional pasar otomotif masih dibayangi perlambatan, terutama di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Sekretaris AMBI, Ricky Prawira, menjelaskan bahwa pergerakan pasar mobil bekas sangat dipengaruhi oleh pasar mobil baru. 

Biasanya, konsumen mobil bekas berasal dari daerah, sementara pasokannya datang dari masyarakat perkotaan yang menjual mobil lama untuk membeli mobil baru. Karena itu, ketika penjualan mobil baru menurun, stok mobil bekas juga ikut berkurang.

Kinerja Mobil Baru Turun, Mobil Bekas Masih Tumbuh
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil nasional—baik secara wholesales maupun ritel—tercatat turun 11% YoY hingga September 2025. Total penjualan wholesales hanya mencapai 561.819 unit, sementara penjualan ritel sebesar 585.917 unit.

Kondisi tersebut berimbas langsung pada pasar mobil bekas di kota besar. Ricky menyebut penjualan mobil bekas di Jakarta bahkan turun sekitar 30%, terutama untuk mobil produksi pabrikan Jepang yang tahun ini tidak banyak meluncurkan model baru. 

Meski begitu, tren di daerah masih cukup positif, membuat penjualan mobil bekas secara nasional tetap tumbuh.

“Memang kalau di Jakarta cenderung menurun, tapi di daerah justru permintaannya naik. Itu yang menjaga pertumbuhan nasional tetap positif,” ujar Ricky.

Daerah Jadi Penopang Utama Pasar Mobil Bekas
Menurut AMBI, pasar mobil bekas di luar Jawa kini menjadi pendorong utama pertumbuhan industri. Banyak pembeli dari daerah yang memanfaatkan mobil bekas dari kota besar, terutama setelah pemilik di Jakarta atau Surabaya menjual mobil lamanya untuk membeli unit baru.

“Biasanya kalau ada peluncuran mobil baru di kota besar, otomatis banyak mobil lama yang dijual. Nah, stok inilah yang kemudian diserap pasar daerah,” kata Ricky.

Fenomena tersebut membuat pergerakan penjualan mobil bekas di daerah relatif stabil. Model yang paling banyak diminati masih berasal dari segmen mobil keluarga dan hemat bahan bakar, seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, dan Toyota Innova. 

Selain itu, mobil bermesin bensin dan diesel konvensional masih menjadi pilihan utama di luar Jakarta.

Prediksi Lonjakan Menjelang Akhir Tahun
Ricky memperkirakan penjualan mobil bekas bisa melonjak signifikan menjelang akhir 2025, terutama pada bulan November hingga Desember. Hal ini disebabkan oleh dua faktor: peluncuran mobil baru dan distribusi unit pesanan lama.

“Biasanya di akhir tahun akan meledak di daerah. Karena banyak mobil baru datang, dan pemilik di Jakarta mulai jual mobil lamanya. Stok itu langsung diburu oleh pembeli dari luar kota,” ujarnya.

Meskipun demikian, Ricky menilai pasar di Jakarta masih akan sulit berkembang. Banyak perusahaan mobil bekas kini memberikan garansi hingga lima tahun untuk menarik minat pembeli, meski secara realistis hal itu cukup berisiko.

“Kadang kami menjual mobil yang sudah berusia lima sampai enam tahun. Kalau diberi garansi lima tahun, berarti kami jamin mobil itu masih bagus sampai umur sepuluh tahun, padahal secara teknis itu sulit,” jelasnya.

Persaingan Ketat dengan Mobil Baru dan Kendaraan Listrik
Salah satu tantangan utama pasar mobil bekas di Jakarta adalah pergeseran selera konsumen. Tren kendaraan listrik yang semakin kuat membuat mobil konvensional kehilangan daya tarik. 

“Kalau di Jakarta, tren cepat berubah. Sekarang hampir tidak ada lagi yang pakai Land Cruiser, Alphard, dan model besar lainnya,” kata Ricky.

Persaingan antara mobil bekas dan mobil baru juga semakin tajam, terutama karena produsen menawarkan berbagai promo menarik seperti bunga rendah, cicilan ringan, dan program trade-in. Kondisi ini membuat pelaku usaha mobil bekas harus berinovasi untuk tetap bersaing.

Optimisme Tetap Terjaga hingga Akhir Tahun
Kendati menghadapi banyak tantangan, AMBI tetap optimistis bahwa industri mobil bekas akan bertahan di jalur positif hingga akhir tahun. Ricky memperkirakan pertumbuhan bisa tetap stabil di kisaran 5% secara nasional, berkat permintaan kuat dari pasar daerah dan momentum pergantian mobil baru.

Faktor lain yang mendukung adalah meningkatnya kesadaran konsumen terhadap nilai ekonomis mobil bekas. Dengan harga mobil baru yang terus naik, banyak masyarakat lebih memilih mobil bekas dengan kondisi prima dan harga kompetitif.

Pasar Mobil Bekas Masih Jadi Pilar Ekonomi Otomotif
Tren ini menunjukkan bahwa pasar mobil bekas masih memegang peranan penting dalam ekosistem otomotif nasional. 

Selain menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan kendaraan dengan harga terjangkau, industri mobil bekas juga menjadi indikator pergerakan ekonomi masyarakat kelas menengah.

Meski pasar mobil baru sedang melambat, geliat mobil bekas membuktikan bahwa daya beli konsumen masih cukup kuat—terutama di luar kota besar. 

Dengan strategi adaptif, dukungan pembiayaan, serta peningkatan layanan purna jual, pelaku usaha optimistis pasar mobil bekas bisa menjadi tulang punggung pertumbuhan otomotif nasional di tengah masa transisi ini.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index