Jakarta - Cara investasi saham jangka Panjang merupakan strategi yang mengutamakan pembelian saham perusahaan dengan fundamental kuat dan kemudian menahannya selama bertahun?tahun guna meraih imbal hasil yang optimal.
Di antara berbagai pendekatan di pasar modal, metode ini banyak dipilih oleh investor, baik yang baru maupun yang sudah berpengalaman, karena fokusnya pada pertumbuhan stabil dan keuntungan jangka panjang.
Dalam artikel ini, pembahasan akan meliputi pengertian investasi saham dalam jangka panjang, berbagai manfaat yang bisa diraih melalui strategi tersebut, langkah?langkah untuk memulai, serta contoh saham yang cocok untuk disimpan dalam periode waktu yang lama.
Dengan pemahaman yang tepat dan disiplin yang konsisten, Anda bisa menjalankan cara investasi saham jangka panjang dengan lebih percaya diri dan terstruktur.
Apa Itu Saham Jangka Panjang?
Investasi saham jangka panjang merupakan pendekatan di mana seseorang membeli saham dan mempertahankannya dalam portofolio untuk waktu yang cukup lama, umumnya lebih dari lima tahun.
Tujuannya adalah memperoleh keuntungan dari perkembangan bisnis perusahaan, apresiasi harga saham, serta pembagian dividen selama periode tersebut.
Berbeda dari pelaku jual beli saham jangka pendek yang mengincar profit dalam waktu singkat, investor jangka panjang lebih menitikberatkan analisis pada kondisi keuangan dan prospek bisnis emiten, bukan pada perubahan harga harian.
Pendekatan ini dinilai lebih sesuai bagi individu yang ingin menumbuhkan aset secara perlahan namun stabil, sambil meminimalkan dampak gejolak pasar dalam waktu dekat.
Cara Investasi saham Jangka Panjang yang Menguntungkan
Cara investasi saham jangka panjang dimulai dengan memahami bahwa strategi ini mengandalkan kepemilikan aset dalam waktu minimal lima tahun atau lebih.
Saham menjadi salah satu pilihan instrumen yang ideal untuk pendekatan ini karena potensi pertumbuhan nilainya seiring waktu.
Namun, agar strategi tersebut membuahkan hasil optimal, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan.
Mulai dari memilih perusahaan dengan fundamental kuat, meninjau kinerja historisnya, hingga memahami kondisi industri tempat perusahaan itu beroperasi.
Evaluasi berkala dan kesabaran juga menjadi kunci dalam menerapkan strategi jangka panjang secara konsisten.
1. Tentukan Tujuan dan Kedisiplinan
Langkah pertama adalah menetapkan sasaran investasi, jangka waktu yang ingin Anda capai, dan nilai target hasil yang diharapkan.
Dengan ketiga elemen ini, Anda akan lebih mudah memilih instrumen investasi yang cocok, merencanakan jumlah dana yang dialokasikan tiap bulan, serta menjaga konsistensi dalam berinvestasi.
Tentunya, apabila Anda berencana menyimpan dana untuk jangka waktu lima tahun atau lebih, Anda akan dihadapkan pada berbagai godaan untuk menarik investasi sebelum waktunya — seperti ketika merencanakan biaya pernikahan, tapi muncul kebutuhan lain di tengah jalan.
Kecuali dalam situasi yang sangat mendesak (misalnya kebutuhan medis atau darurat yang luar biasa), usahakan untuk tidak menggunakan dana yang telah direncanakan untuk tujuan jangka panjang tersebut.
Hasil terbaik dari investasi jangka panjang bisa didapatkan jika dana dibiarkan utuh selama periode yang ditetapkan.
2. Seleksi Saham dengan Strategi yang Tepat
Agar memperoleh keuntungan dalam jangka panjang, Anda harus memilih saham berdasarkan analisis fundamental dan teknikal yang sesuai.
Saham terbaik bukanlah sekadar yang populer di kalangan influencer atau direkomendasikan secara massal.
Apabila Anda menerima rekomendasi saham untuk jangka panjang dari pihak lain, penting untuk melakukan analisis sendiri terhadap aspek teknikal dan aspek fundamental emiten tersebut sebelum melakukan pembelian.
Preferensi dan hasil analisis tiap individu bisa sangat berbeda — saham yang cocok untuk orang lain belum tentu cocok untuk Anda.
3. Abaikan Fluktuasi Harga Singkat
Salah satu faktor yang sering menghambat kedisiplinan dalam investasi jangka panjang adalah pergerakan harga yang naik?turun dalam waktu singkat.
Perlu diingat bahwa saham memiliki risiko volatilitas lebih tinggi dibandingkan instrumen seperti obligasi atau reksa dana, sehingga cocok untuk strategi jangka panjang bagi investor yang tidak mudah terganggu oleh pergerakan harian.
Karena fokus Anda adalah hasil jangka panjang dan bukan mengejar keuntungan cepat atau menghindari kerugian sesaat, maka perubahan harga dalam jangka pendek bisa diabaikan. Alasan pertimbangan untuk mengintervensi jika:
- Harga saham terus?menerus menyentuh batas auto rejection bawah selama beberapa minggu berturut?turut; atau
- Harga saham tersebut terus mencapai batas cut loss yang telah Anda tetapkan sebelumnya.
Hal ini penting karena sebuah emiten masih bisa mengalami periode penurunan jangka panjang, seberapa pun matang analisis yang telah Anda lakukan.
4. Lakukan Pemecahan Portofolio
Langkah keempat adalah membeli beberapa saham dari perusahaan berbeda untuk satu tujuan keuangan Anda.
Misalnya, jika Anda mempersiapkan biaya pernikahan dalam lima tahun ke depan, Anda bisa membeli saham dari perusahaan?A, B, dan C yang beroperasi di industri berbeda.
Tujuannya adalah agar ketika salah satu saham mengalami penurunan, kerugian tidak menjadi terlalu besar karena masih ada saham lain yang tetap naik atau setidaknya tidak turun.
Sebagai akibatnya, Anda tidak perlu terlalu khawatir ketika nilai portofolio menunjukkan angka merah.
Dalam memilih kombinasi saham, Anda bisa menimbang antara saham bernilai (“value stock”) atau saham pertumbuhan (“growth stock”) atau kombinasi keduanya.
“Value stock” adalah saham perusahaan yang baik namun harganya sedang turun, sedangkan “growth stock” adalah saham yang diharapkan naik signifikan di masa mendatang.
5. Sisihkan Dana, Jangan Hanya Gunakan Sisa
Selain memahami seluk?beluk teknis pasar saham, salah satu kunci keberhasilan investasi jangka panjang terletak pada manajemen keuangan.
Hasil yang optimal tidak akan tercapai jika Anda hanya mengalokasikan uang yang tersisa setelah kebutuhan lain terpenuhi.
Sebab, alokasi yang tidak konsisten atau minim akan menghambat pertumbuhan investasi Anda.
Karena banyak kebutuhan atau keinginan bulanan yang muncul dan tampak mendesak, maka penting memastikan kebutuhan sehari?hari dan dana darurat sudah aman sebelum menetapkan alokasi investasi.
Dengan demikian, jumlah investasi bulanan bisa tetap konsisten atau bahkan meningkat, sehingga hasil yang diperoleh juga potensial lebih besar.
Tidak mengherankan jika banyak ahli menyebut bahwa investor yang sukses biasanya memiliki kontrol keuangan yang baik.
6. Lakukan Tinjauan Investasi Secara Berkala
Salah satu faktor yang bisa membuat investor terkena sindrom takut tertinggal (FOMO) ialah sering membuka aplikasi trading secara tak terjadwal hanya karena penasaran.
Walaupun Anda mungkin belum sepenuhnya menjadi investor yang “tidur santai” (sleeping investor), memeriksa portofolio secara mendadak bisa menyebabkan pengambilan keputusan yang terburu?buru dan tidak rasional.
Sebagai alternatif, Anda bisa menetapkan waktu tinjauan rutin—misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali—untuk mengevaluasi kinerja dan strategi investasi.
Dengan cara ini, aktivitas investasi tidak akan mengganggu rutinitas harian Anda dan Anda bisa membuat keputusan secara lebih logis.
7. Terus Tingkatkan Pengetahuan
Lasik naik?turun pasar saham tidak dapat sepenuhnya diprediksi. Analisis teknikal dan fundamental membantu memperkecil kemungkinan kesalahan prediksi tersebut.
Namun, ini juga berarti akan ada banyak aspek lain di luar analisis dasar yang harus dipelajari dalam investasi jangka panjang.
Hal baru ini mencakup teknik analisis fundamental dan teknis yang terus berubah serta berita terkini terkait instrumen investasi.
Dengan terus belajar dan memperbarui wawasan, Anda bisa terhindar dari keputusan yang merugikan dan lebih siap meraih keuntungan.
Sebagai penutup, memahami cara investasi saham jangka panjang dapat membantu Anda membangun kekayaan secara konsisten dan lebih stabil di tengah fluktuasi pasar yang tak menentu.