PP Properti

PP Properti Pangkas Rugi Drastis, Tanda Pemulihan Keuangan

PP Properti Pangkas Rugi Drastis, Tanda Pemulihan Keuangan
PP Properti Pangkas Rugi Drastis, Tanda Pemulihan Keuangan

JAKARTA - Perlahan namun pasti, PT PP Properti Tbk. (PPRO) mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah melewati masa sulit beberapa tahun terakhir. Perusahaan properti yang merupakan anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk. 

ini berhasil memangkas rugi bersih secara signifikan pada kuartal III/2025, didorong oleh efisiensi biaya dan penurunan beban keuangan yang cukup besar.

Berdasarkan laporan keuangan per akhir September 2025, PPRO hanya mencatat rugi bersih sebesar Rp37,02 miliar, jauh membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp720,23 miliar. Artinya, perusahaan berhasil mengurangi kerugian hingga 94,86% year on year (YoY).

Beban Keuangan Turun Tajam Jadi Penopang Kinerja

Salah satu faktor utama di balik perbaikan kinerja ini adalah turunnya beban keuangan perusahaan secara signifikan. Selama periode Januari–September 2025, PPRO mencatat beban keuangan hanya Rp141,41 miliar, menurun tajam hingga 79,71% YoY.

Penurunan ini menjadi katalis positif bagi perusahaan di tengah masih terbatasnya pertumbuhan pendapatan. Beban bunga yang lebih ringan memberikan ruang bagi PPRO untuk memperbaiki struktur keuangannya dan fokus pada efisiensi operasional.

Pendapatan Masih Terkoreksi, Namun Lebih Efisien

Di sisi lain, dari sisi top line, PPRO masih menghadapi tekanan. Pendapatan usaha sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini tercatat Rp230,97 miliar, turun 19,75% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp287,81 miliar.

Pendapatan tersebut sebagian besar disumbangkan oleh segmen realti dengan kontribusi Rp144,22 miliar, sedangkan segmen properti komersial menyumbang Rp86,75 miliar.

Namun demikian, penurunan pendapatan tersebut diimbangi dengan strategi efisiensi yang cukup berhasil. Beban pokok pendapatan ikut menurun 12,67% YoY menjadi Rp223,89 miliar, sehingga perusahaan masih mampu mencatat laba kotor Rp7,08 miliar, meski nilainya menurun 77,48% dibandingkan tahun lalu.

Aset dan Liabilitas Berubah Drastis, Struktur Keuangan Membaik

Kondisi neraca keuangan PPRO juga menunjukkan perubahan signifikan. Total aset perusahaan per akhir kuartal III/2025 tercatat sebesar Rp17,75 triliun, turun ringan 2,70% dibandingkan posisi akhir 2024 sebesar Rp18,24 triliun.

Yang menarik, liabilitas perusahaan anjlok tajam 62,82% year to date (YtD) menjadi hanya Rp5,97 triliun, dari sebelumnya Rp16,05 triliun. Di sisi lain, ekuitas perusahaan melonjak 436,53% hingga mencapai Rp11,78 triliun.

Kenaikan ekuitas ini menjadi sinyal positif yang menunjukkan adanya perbaikan struktur permodalan dan keberhasilan PPRO dalam menekan beban kewajiban.

Sementara itu, posisi kas dan setara kas PPRO tercatat Rp47,10 miliar, menurun 27,24% YoY dari Rp67,74 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pefindo Naikkan Peringkat PPRO dari Default ke CCC/Stable

Perbaikan kondisi keuangan PPRO juga tercermin dari langkah PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang menaikkan peringkat kredit perusahaan dari status selective default (SD) menjadi CCC/Stable.

Menurut Head of Non-Financial Institution Ratings 2 Pefindo, Yogie Surya Perdana, kenaikan peringkat tersebut merupakan hasil dari homologasi dengan para kreditur melalui proses PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) yang berhasil diselesaikan oleh PPRO.

Namun, Yogie menekankan bahwa meski peringkat meningkat, kondisi fundamental perusahaan masih perlu terus diperkuat. Tantangan terbesar bagi PPRO saat ini adalah bagaimana mengonversi stok properti yang dimilikinya menjadi arus kas riil — faktor penting dalam menilai kualitas kredit suatu perusahaan.

Tantangan dan Arah Strategi ke Depan

Meski telah menunjukkan perbaikan signifikan, perjalanan pemulihan PPRO belum sepenuhnya mulus. Tantangan utama masih datang dari pasar properti yang cenderung melambat, terutama di segmen hunian menengah, serta tingkat permintaan yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi.

Untuk itu, perusahaan perlu memperkuat strategi monetisasi aset, mempercepat penjualan unit yang sudah selesai, serta menjaga arus kas operasional tetap positif.

Langkah-langkah efisiensi yang telah dilakukan tampak mulai membuahkan hasil, tetapi keberlanjutan perbaikan ini akan sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam menjaga momentum pemulihan keuangan sekaligus menumbuhkan kembali pendapatan di sektor utama mereka.

Sinyal Kebangkitan di Tengah Tekanan Industri

Secara keseluruhan, keberhasilan PPRO memangkas rugi hingga 95% menjadi titik terang di tengah tekanan yang masih membayangi sektor properti nasional. 

Dengan beban keuangan yang lebih ringan dan peringkat kredit yang mulai membaik, PPRO kini memiliki ruang lebih besar untuk fokus memperkuat bisnis intinya.

Apabila strategi efisiensi dan restrukturisasi berjalan konsisten, bukan tidak mungkin perusahaan akan segera beralih dari posisi rugi menuju profitabilitas pada tahun-tahun mendatang — menandai kebangkitan baru bagi salah satu pemain penting di industri properti Tanah Air.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index