JAKARTA - Kinerja pasar saham Indonesia menunjukkan optimisme kuat pada pekan perdagangan 6–10 Oktober 2025.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang masa dengan penguatan signifikan sebesar 1,72%. Kenaikan tersebut menjadi sinyal positif bagi investor di tengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak.
IHSG Menguat dan Kapitalisasi Pasar Cetak Rekor
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup pada level 8.257,85 atau naik dari posisi pekan sebelumnya di 8.118,30. Seiring penguatan tersebut, kapitalisasi pasar saham nasional juga meningkat 3,19% menjadi Rp 15.560 triliun, tertinggi dalam sejarah perdagangan pasar modal Indonesia.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan bahwa penguatan IHSG selama sepekan terakhir terjadi seiring munculnya volume pembelian yang cukup besar.
Ia menilai tren IHSG masih berada dalam jalur kenaikan (uptrend), dengan dukungan dari sejumlah faktor ekonomi domestik maupun global.
“Pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat, serta kenaikan harga emas dunia, turut memberikan dorongan positif bagi pasar saham,” ujar Herditya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa beberapa data ekonomi seperti cadangan devisa Indonesia dan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang melandai, serta sikap hawkish dari The Federal Reserve (The Fed) mengenai perkembangan ekonomi AS, juga memengaruhi dinamika pergerakan pasar saham.
Sektor Transportasi dan Energi Jadi Pendorong Utama
Kenaikan IHSG juga didorong oleh penguatan di sebagian besar sektor saham. Dari total 11 sektor di BEI, hanya sektor keuangan yang mencatat penurunan, yakni melemah 1,32% dalam sepekan.
Sebaliknya, sektor transportasi dan logistik menjadi pemenang dengan lonjakan tertinggi mencapai 10,32%. Kinerja positif sektor ini mencerminkan pemulihan mobilitas dan peningkatan aktivitas ekonomi pasca-peningkatan permintaan logistik domestik.
Sektor energi juga mencatat kenaikan signifikan sebesar 6,95%, didorong oleh kenaikan harga komoditas energi global. Sementara sektor bahan baku dasar (basic materials) naik 4,16%, industri meningkat 1,63%, dan infrastruktur menanjak 6,68%.
Beberapa sektor lain turut mencatat pertumbuhan meskipun lebih moderat. Sektor konsumsi non-siklikal naik 1,66%, konsumsi siklikal bertambah 0,05%, kesehatan 0,15%, properti dan real estate 1,48%, serta teknologi 0,36%.
Sepuluh Saham Top Gainers Pekan Ini
Lonjakan IHSG diikuti dengan kenaikan harga sejumlah saham yang mencatat kinerja impresif. Berdasarkan data BEI, terdapat 10 saham dengan kenaikan tertinggi atau top gainers selama periode perdagangan 6–10 Oktober 2025.
PT Nusatama Berkah Tbk (NTBK) naik 146,67% menjadi Rp 148 per saham dari sebelumnya Rp 60.
PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) melonjak 135,51% menjadi Rp 252 dari Rp 107.
PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) meningkat 120,41% menjadi Rp 362 dari Rp 164.
PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) naik 104,95% menjadi Rp 910 dari Rp 444.
PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) meningkat 91,30% menjadi Rp 220 dari Rp 115.
PT Multi Garam Utama Tbk (FOLK) naik 82,46% menjadi Rp 208 dari Rp 114.
PT Golden Flower Tbk (POLU) melonjak 76,89% menjadi Rp 29.850 dari Rp 16.875.
PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) naik 64,22% menjadi Rp 358 dari Rp 218.
PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) meningkat 56% menjadi Rp 1.950 dari Rp 1.250.
PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) naik 52% menjadi Rp 456 dari Rp 300.
Kenaikan tajam pada saham-saham tersebut menunjukkan adanya sentimen positif di sektor energi, properti, dan industri berbasis bahan baku yang mendorong aktivitas perdagangan.
Sepuluh Saham Top Losers di Tengah Lonjakan IHSG
Meski IHSG secara keseluruhan menguat, tidak semua saham menikmati kenaikan. Berdasarkan data BEI, terdapat 10 saham yang justru mengalami penurunan paling dalam atau top losers sepanjang pekan perdagangan.
PT MD Entertainment Tbk (FILM) turun 30% menjadi Rp 4.270 dari Rp 6.100.
PT Pakuan Tbk (UANG) melemah 29,79% menjadi Rp 4.160 dari Rp 5.925.
PT Lion Metal Works Tbk (LION) turun 28,24% menjadi Rp 488 dari Rp 680.
PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) merosot 21,76% menjadi Rp 151 dari Rp 193.
PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) turun 17,81% menjadi Rp 6.000 dari Rp 7.300.
PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) melemah 17,48% menjadi Rp 118 dari Rp 143.
PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) turun 16,51% menjadi Rp 182 dari Rp 218.
PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) merosot 14,91% menjadi Rp 97 dari Rp 114.
PT Shield On Service Tbk (SOSS) melemah 14,80% menjadi Rp 835 dari Rp 980.
PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) turun 14,74% menjadi Rp 81 dari Rp 95.
Prospek Pasar Saham ke Depan
Herditya menilai, tren penguatan IHSG berpotensi berlanjut dalam jangka menengah jika didukung oleh stabilitas ekonomi makro dan penguatan rupiah.
Namun, ia juga mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati terhadap potensi koreksi, terutama jika terjadi perubahan kebijakan moneter dari The Fed atau penurunan harga komoditas global.
Dengan kinerja yang solid di berbagai sektor dan kapitalisasi pasar yang terus mencetak rekor, pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah dinamika ekonomi global. Namun, pengawasan terhadap sentimen eksternal tetap menjadi kunci untuk menjaga stabilitas pasar ke depan.