BMKG Imbau Waspada Cuaca Tak Stabil, Bandung Diprediksi Hujan Ringan

Minggu, 12 Oktober 2025 | 14:33:00 WIB
BMKG Imbau Waspada Cuaca Tak Stabil, Bandung Diprediksi Hujan Ringan

JAKARTA - Kondisi atmosfer di Indonesia masih menunjukkan dinamika tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat melanda sejumlah wilayah pada Minggu 12 Oktober 2025.

 Fenomena cuaca tersebut meliputi angin kencang, hujan petir, hingga suhu panas maksimum di beberapa daerah, termasuk Bandung yang diprakirakan akan diguyur hujan ringan.

Peringatan ini menjadi bagian dari upaya BMKG dalam memberikan informasi dini agar masyarakat dapat lebih siaga terhadap perubahan cuaca yang tidak menentu.

Hujan Ringan hingga Sedang di Banyak Wilayah

Dalam siaran daring yang diikuti dari Jakarta pada Minggu, Prakirawati cuaca BMKG Sastia Frista menyampaikan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

Menurutnya, hujan ringan kemungkinan terjadi di Pekanbaru, Padang, Tanjung Pinang, Bengkulu, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Palangkaraya, Samarinda, Tanjung Selor, Palu, Gorontalo, Kendari, Ternate, Ambon, Sorong, Nabire, Jayawijaya, dan Jayapura.

Sementara itu, hujan sedang diperkirakan turun di Medan, Jambi, dan Merauke.

Adapun hujan disertai petir berpotensi terjadi di Pontianak dan Banjarmasin.

Sastia menegaskan bahwa meski sebagian wilayah hanya mengalami hujan ringan, perubahan cuaca bisa berlangsung cepat dan menimbulkan angin kencang serta kilat. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk menghindari aktivitas di ruang terbuka saat awan mulai menggelap atau petir terdengar.

Cuaca Berawan Tebal hingga Kabut di Sejumlah Kota

BMKG juga mencatat adanya potensi awan tebal dan kabut yang bisa menutupi beberapa kota besar. Kondisi ini bisa menurunkan jarak pandang serta meningkatkan risiko perubahan cuaca mendadak menjadi hujan deras.

“Cuaca berawan tebal hingga berkabut diprakirakan terjadi di Banda Aceh, Palembang, Serang, Jakarta, Surabaya, Mamuju, Manado, dan Manokwari,” ujar Sastia Frista.

Kondisi langit yang tertutup awan pekat dapat berubah menjadi hujan deras dalam waktu singkat, sehingga masyarakat diimbau waspada terhadap potensi banjir dan genangan air.

BMKG juga mengingatkan pemerintah daerah agar meningkatkan kesiapsiagaan, terutama di wilayah dengan sistem drainase yang belum optimal dan rawan luapan air.

Fenomena Sirkulasi Siklonik Pengaruhi Pola Cuaca

Lebih lanjut, Sastia menjelaskan bahwa perubahan cuaca yang terjadi di berbagai wilayah saat ini dipicu oleh sirkulasi siklonik yang terpantau di beberapa perairan. Aktivitas siklonik tersebut muncul di Laut China Selatan, Laut Andaman, dan Samudra Hindia barat Sumatera.

Fenomena ini membentuk konvergensi atau pertemuan massa udara di sejumlah wilayah seperti Jambi–Riau, Jawa Tengah–Jawa Barat, Sulawesi Selatan, hingga Papua.

Pertemuan angin dari berbagai arah tersebut menyebabkan terbentuknya awan konvektif yang bisa memicu hujan dengan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang.

BMKG menekankan bahwa fenomena ini merupakan bagian dari pola cuaca musiman yang umum terjadi saat masa peralihan dari kemarau menuju penghujan, namun tetap perlu diwaspadai karena intensitasnya bisa meningkat secara mendadak.

Suhu Panas Maksimum di Kota Besar

Selain hujan dan angin, BMKG juga memprediksi suhu panas maksimum akan terjadi di beberapa wilayah pada siang hari. Suhu diperkirakan mencapai 29 hingga 34 derajat Celcius.

Kota yang berpotensi mengalami cuaca panas antara lain Bandung, Serang, Jakarta, Semarang, Pangkal Pinang, Palembang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Kondisi panas ekstrem ini, menurut BMKG, bisa meningkatkan risiko kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di daerah yang mengalami hujan dengan intensitas rendah selama beberapa minggu terakhir.

Masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan tubuh dengan cukup minum air putih, mengenakan pakaian pelindung dari sinar matahari, dan menghindari aktivitas di luar ruangan saat suhu mencapai puncaknya pada tengah hari.

Antisipasi dan Kesiapsiagaan Diperlukan

Sastia menegaskan bahwa masyarakat perlu memahami pola perubahan cuaca yang cepat agar dapat melakukan langkah antisipasi. Menurutnya, pencegahan dini jauh lebih efektif daripada penanganan saat bencana sudah terjadi.

Ia menekankan pentingnya memantau informasi cuaca harian yang dikeluarkan BMKG melalui kanal resmi, baik website, aplikasi Info BMKG, maupun akun media sosial.

Informasi terkini dapat membantu masyarakat dalam merencanakan aktivitas harian, seperti perjalanan, kegiatan luar ruangan, dan kegiatan ekonomi yang bergantung pada kondisi cuaca.

Cuaca Tak Stabil, Masyarakat Diminta Waspada

Dengan kondisi atmosfer yang masih tidak stabil, BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Bagi pengguna jalan, disarankan untuk berhati-hati menghadapi jalan licin akibat hujan tiba-tiba, sementara masyarakat pesisir perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dan angin kencang.

Petani, nelayan, dan pekerja lapangan juga diimbau menyesuaikan waktu kerja agar terhindar dari paparan panas ekstrem di siang hari maupun ancaman petir di sore hari.

BMKG juga mengajak pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk memperkuat sistem peringatan dini di wilayah masing-masing agar penanganan bencana bisa dilakukan dengan cepat dan tepat.

Fenomena Alam Peralihan Musim

Perubahan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini merupakan ciri masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Kondisi ini ditandai dengan munculnya hujan lokal yang disertai petir serta suhu udara yang masih cukup tinggi di siang hari. BMKG mengingatkan bahwa fenomena ini dapat berlangsung beberapa minggu ke depan sebelum curah hujan meningkat secara merata.

Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak panik namun tetap siaga, menjaga lingkungan sekitar, dan memastikan sistem pembuangan air tidak tersumbat untuk mengurangi risiko genangan saat hujan deras tiba.

Cuaca Tak Menentu Butuh Kesadaran Bersama

Fenomena cuaca ekstrem dan suhu panas yang terjadi bersamaan menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan dan iklim.

BMKG berkomitmen untuk terus memberikan informasi cuaca terkini serta memperkuat edukasi mitigasi bencana agar masyarakat lebih tangguh menghadapi dinamika alam.

Dengan kewaspadaan, kesiapan, dan kepedulian bersama, dampak cuaca ekstrem dapat diminimalkan, sehingga aktivitas masyarakat tetap berjalan aman dan produktif.

Terkini