Dolar AS Melemah Rupiah Menguat Pada Perdagangan Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 11:36:03 WIB
Dolar AS Melemah Rupiah Menguat Pada Perdagangan Pagi Ini

JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah kembali menjadi sorotan pelaku pasar pada awal perdagangan hari ini. Setelah beberapa waktu bergerak fluktuatif, rupiah menunjukkan penguatan terbatas terhadap dolar Amerika Serikat. 

Kondisi ini mencerminkan respons pasar terhadap dinamika global serta sentimen regional yang masih memengaruhi arah mata uang utama dunia.

Penguatan rupiah pada pagi hari ini memberikan sinyal positif, meski pelaku pasar tetap mencermati berbagai faktor eksternal yang berpotensi memicu volatilitas lanjutan. Perubahan nilai tukar tersebut juga sejalan dengan pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia yang bergerak beragam.

Rupiah Menguat di Awal Perdagangan

Nilai tukar dolar Amerika Serikat tercatat melemah terhadap rupiah pada pembukaan perdagangan Jumat,19 Desember 2025. Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan mata uang Paman Sam berada di level Rp 16.711 pada pukul 09.12 WIB. Angka tersebut menunjukkan pelemahan sebesar 12 poin atau sekitar 0,07 persen dibandingkan posisi sebelumnya.

Pada awal perdagangan pagi ini, dolar AS dibuka di level Rp 16.715. Sepanjang sesi awal, rupiah mampu mempertahankan penguatannya, sehingga dolar AS bergerak di kisaran Rp 16.700. Kondisi ini menunjukkan adanya sentimen yang cukup mendukung rupiah, meskipun masih dalam rentang penguatan yang terbatas.

Pergerakan rupiah terhadap dolar AS juga mencerminkan sikap hati-hati pelaku pasar yang menantikan arah kebijakan moneter global, khususnya dari bank sentral Amerika Serikat. Selain itu, arus modal asing dan stabilitas pasar keuangan domestik turut menjadi faktor yang memengaruhi pergerakan nilai tukar.

Pergerakan Dolar AS di Pasar Global

Di sisi lain, pergerakan dolar AS terhadap mata uang utama dunia menunjukkan variasi. Pada perdagangan pagi ini, dolar AS tercatat melemah terhadap beberapa mata uang global, namun menguat terhadap mata uang lainnya. Hal ini menandakan bahwa sentimen global masih bercampur, dengan investor mencermati perkembangan ekonomi di berbagai kawasan.

Dolar AS melemah sebesar 0,03 persen terhadap dolar Australia. Selain itu, mata uang Paman Sam juga melemah 0,06 persen terhadap euro. Pelemahan ini mencerminkan adanya tekanan terhadap dolar AS di tengah ekspektasi pasar terhadap kondisi ekonomi global dan kebijakan moneter di kawasan Eropa maupun Australia.

Sementara itu, dolar AS juga tercatat melemah terhadap yuan China sebesar 0,01 persen. Pergerakan tipis ini menunjukkan stabilitas relatif pada pasangan mata uang tersebut, meskipun tetap dipengaruhi oleh dinamika ekonomi China dan kebijakan pemerintah setempat.

Penguatan Terhadap Mata Uang Regional

Meski melemah terhadap sejumlah mata uang utama, dolar AS justru menunjukkan penguatan terhadap beberapa mata uang regional. Terhadap dolar Singapura, dolar AS tercatat naik 0,05 persen. Kondisi ini mencerminkan adanya permintaan dolar AS di kawasan Asia Tenggara, meskipun pergerakannya masih terbatas.

Dolar AS juga tercatat menguat 0,10 persen terhadap yen Jepang. Penguatan ini terjadi di tengah perbedaan kebijakan moneter antara Jepang dan Amerika Serikat, yang masih menjadi perhatian pelaku pasar global.

Namun demikian, dolar AS melemah cukup signifikan terhadap ringgit Malaysia, yakni sebesar 0,11 persen. Sementara itu, terhadap baht Thailand, dolar AS tercatat menguat 0,05 persen. 

Pergerakan yang beragam ini menunjukkan bahwa sentimen pasar terhadap dolar AS masih dipengaruhi oleh faktor regional dan domestik masing-masing negara.

Sentimen Pasar dan Prospek Rupiah

Penguatan rupiah pada pagi hari ini tidak terlepas dari sentimen positif yang mulai muncul di pasar keuangan domestik. Kembalinya aliran modal asing serta stabilitas makroekonomi Indonesia menjadi faktor pendukung pergerakan rupiah. 

Selain itu, ekspektasi pasar terhadap kebijakan Bank Indonesia yang konsisten menjaga stabilitas nilai tukar turut memberikan kepercayaan bagi pelaku pasar.

Meski demikian, pelaku pasar tetap mencermati berbagai risiko eksternal, termasuk arah kebijakan suku bunga global, perkembangan geopolitik, serta kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Faktor-faktor tersebut berpotensi memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek maupun menengah.

Dengan kondisi pasar yang masih dinamis, pergerakan rupiah diperkirakan akan tetap fluktuatif. Namun, penguatan pada awal perdagangan hari ini memberikan sinyal bahwa rupiah masih memiliki ruang untuk bergerak stabil, selama didukung oleh fundamental ekonomi yang solid dan sentimen pasar yang kondusif.

Terkini