JAKARTA - PT Sampoerna Agro Lestari Tbk. (SGRO) mempersiapkan langkah strategis untuk memperluas bisnis hilir atau downstream setelah resmi diakuisisi oleh Posco International Corporation (PIC).
Direktur Utama Sampoerna Agro, Budi Setiawan Halim, menekankan bahwa sinergi dengan pemegang saham baru, yakni AGPA Pte. Ltd. dan Posco, akan membuka peluang untuk masuk ke sektor energi terbarukan.
“Ke depannya akan mengarah ke renewable energy business. Itu alasan kenapa Posco masuk ke Sampoerna Agro yang kami ketahui,” ujar Budi.
Budi menambahkan, Sampoerna Agro sebelumnya telah mempertimbangkan bisnis downstream, namun margin yang relatif lebih kecil dibanding upstream menjadi pertimbangan utama untuk menunda ekspansi tersebut. Saat ini, SGRO memproduksi 350.000–400.000 ton CPO per tahun dan menyadari bahwa kebutuhan pasar hilir cukup tinggi, membuka peluang baru untuk diversifikasi usaha.
Latar Belakang Akuisisi dan Sinergi Global
Transaksi ini terjadi setelah Grup Sampoerna melalui Twinwood Family Holdings Limited menjual seluruh saham SGRO sebesar 65,721% kepada AGPA Pte. Ltd., anak perusahaan Posco International Corporation. Presiden Direktur Grup Sampoerna, Bambang Sulistyo, menyatakan optimisme terhadap prospek bisnis SGRO di bawah kepemilikan baru.
“Kami yakin, pemilik baru akan menjadi rumah yang baik bagi para pegawai dan membawa SGRO pada prospek pertumbuhan bisnis yang lebih baik ke depan,” kata Bambang.
Bambang menambahkan bahwa minat investor terhadap industri kelapa sawit Indonesia tetap kuat, dan dari berbagai calon, Posco International dinilai paling tepat untuk meneruskan kinerja positif SGRO. Langkah ini juga memastikan keberlanjutan kontribusi perusahaan terhadap perekonomian nasional melalui lini bisnis yang sudah berjalan, sambil membuka peluang ekspansi di sektor hilir dan energi terbarukan.
Posco dan Portofolio Agribisnis Global
Posco International merupakan perusahaan multinasional asal Korea Selatan yang bernaung di bawah Posco Group, dengan portofolio usaha mencakup perdagangan, energi, baja, dan agribisnis. Di Indonesia, Posco sudah memiliki sejumlah proyek strategis, termasuk PT Krakatau Posco di Cilegon dan kolaborasi di sektor energi melalui konsorsium Pertamina Hulu Energi North East Java.
Dalam industri sawit, Posco hadir sejak 2011 melalui PT Bio Inti Agrindo di Papua Selatan dan mengoperasikan tiga pabrik pengolahan minyak sawit dengan kapasitas 210.000 ton per tahun. Selain itu, perusahaan juga memiliki fasilitas penyulingan minyak sawit di Balikpapan, Kalimantan Timur, berkapasitas 500.000 ton per tahun.
Dengan pengalaman ini, Posco diharapkan mampu mendorong SGRO untuk memperkuat bisnis hilir sekaligus menjajaki potensi energi terbarukan di sektor sawit.
Peluang Bisnis Hilir dan Energi Terbarukan
Langkah SGRO untuk masuk ke bisnis downstream membuka peluang signifikan untuk memperluas rantai nilai kelapa sawit di Indonesia. Posco dan AGPA Pte. Ltd. berencana memanfaatkan kapasitas produksi yang ada untuk memaksimalkan potensi hilirisasi, termasuk pengembangan bioenergi dan produk turunan CPO.
Selain memperkuat posisi di pasar domestik, kolaborasi ini juga berpotensi meningkatkan ekspor produk hilir dan energi terbarukan. Dengan fokus pada inovasi dan efisiensi operasional, SGRO diharapkan mampu meningkatkan margin bisnis sekaligus mendukung transisi ke energi bersih.
Budi menegaskan bahwa integrasi strategi ini akan memperkuat daya saing perusahaan secara global, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional.
Transformasi bisnis SGRO menandai fase baru dalam perjalanan perusahaan kelapa sawit Indonesia, menekankan pentingnya sinergi antara investasi global dan potensi lokal.
Dengan dukungan Posco, Sampoerna Agro siap memanfaatkan peluang downstream, memperkuat keberlanjutan industri, dan membuka pintu untuk inovasi di sektor energi terbarukan, sejalan dengan tren global yang menekankan green energy dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan.